13-[PULANG BARENG]

66 8 2
                                    

Pt.13

Tau apa yang lebih buruk dari patah hati,
Mencintai namun bertahan untuk tidak mengungkapkan.


"Apa?!"

"Ikut gua pulang,hape lu ada dikamar gua." katanya sambil menarik tangan asya untuk menaiki motor ninjanya.

"Eh asya pulang bareng gua.!" ketus carlo lalu mengambil sebelah tangan asya dan menggenggamnya.Maka sekarang ini posisinya sebelah tangan asya digenggam tangan kekar gavin dan tangan sebelah  kirinya digenggam oleh tangan carlo.

"gak bisa gua ama asya ada urusan lu gak usah ikut campur!" ketus gavin dan menarik tangan asya lagi.

"urusan asya urusan gua juga.jadi  lu kalo mau berurusan sama dia hadepin gua dulu!!" ketus carlo tak kalah sengit dan menarik lagi tangan asya.

"Lu siapa asya?HAH!" titah gavin tak mau kalah.

"gua cowoknya.mau apa lu?HAH!" meskipun ia menjawabnya dengan gugup tapi ia berusaha untuk tenang begitu saja.Mata asya langsung terbelalak dengan mulut yang menganga karena jawaban carlo disampingnya ini.

Gavin malah tertawa keras mendengarnya.Itupun tawa perdana gavin,ia tidak pernah tersenyum bahkan tertawa didepan publik tapi sekarang ia tertawa keras semakin menambah pesona diwajahnya, asya hampir saja teepesona dengan cowok tengil yang disampingnya ini ia tidak habis pikir dengan dirinya sendiri.

"oh yeah.masa? buktinya mana?"

tanpa pikir panjang carlo dengan lancangnya mencium pipi asya sedangkan asya sekarang benar benar sangat malu bahkan ia merasa  pipinya sedang merah. asya hanya menduduk malu.

Tanpa ba bi bu gavin langsung menonjok carlo tanpa ampun karena ia benar benar tersulut emosi sekarang ini, ia tidak tahu kenapa tapi ada rasa api ketika tadi carlo mencium pipi asya dengan sengaja.Rasanya ingin mencabik cabik bibir carlo saat ini dengan lancangnya berani mencium gadisnya didepan mata kepala gavin sendiri.

Asya yang melonjak kaget melihat kedua cowok yang didepannya sekarang lagi berantem. Ia langsung memberhentikan perkelahian tersebut namun tenaganya kurang untuk melerai keduanya. Asya memutar otaknya agar mereka bisa berhenti bertengkat tiba tiba ide jahil muncul diotaknya saat ini juga.

Asya berpura pura memegangi perutnya yang sakit dan berteriak merintih kesakitan. "aww. to-tolong gua.!" pekik asya sembari menampilkan raut wajah seperti orang yang sedang kesakitan sembari memegang perutnya menggunankan kedua tangannya.
Dan akting asya pun berhasil menarik perhatian  mereka berdua berhenti bertengkar dan mengalihkan pandangan keduanya ke asya yang sedang menahan sakitnya.

Gavin langsung mendorong tubuh carlo asal saat mendengar suara rintihan dari asya, gavin langsung mengahampiri asya menatap wajah gadis didepannya sekarang dengan khawatir "Lu kenapa sya?bagian mana yang sakit?" tanya gavin bertubi tubi menuntut jawaban dari asya.

"Perut gua sakit banget vin,perih." lirih asya.

"Dah makan belum sii?kalau tau punya penyakit tuh jangan sok sok-an gak makan deh!" seru gavin heboh sendiri.

Carlo dengan cepat menghampiri asya menampilkan raut wajah khawatirnya, "Sya,lu kenapa?maaf"lirihnya.

"Gua gak apa apa, vin tolong dong anterin gua cari makan diluar dah sakit banget." asya terus berakting memegangi perutnya.

"iya.iya tunggu!" Gavin secepat kilat mengambil motornya dan asya langsung menaiki motor gedenya gavin.

"duluan ya kak,maaf gak bisa bareng pulangn--" ucap asya kepada carlo langsung terputus begitu saja karena gavin langsung mengegas motornya kencang menjauhi SMA ATLASA.

Motor ninjanya membelah kota jakarta saat ini, ia benar benar khawatir dengan keadaan asya sekarang.

"Sya,mau makan dimana?" mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut gavin membuat senyum licik asya mengembang.Jika ia pura-pura sakit seperti ini seprtinya seru ia bisa mengerjai gavin habis-habisan.
Dengan nada lirih asya menjawab, "itu vin,perempatan ada tukang nasi goreng disitu aja." asya  menunjuk perempatan itu dan langsung diangguki oleh gavin.

Setelah sampai, gavin langsung menanyakan "mau makan apa?" ucap gavin lembut.Asya bingung mengapa gavin seperti ini lalu asya dengan entengnya menjawab " mie goreng aja." asya menjawabnya dan langsung dihadiahi satu jitakan keras didahinya "aww. sakit bego"
gavin hanya mendengus kasar dan membuang mukanya.

Asya dan gavin mulai duduk tenang di bangku yang telah disediakan tiba tiba gavin membuka obrolan.

"Pura pura sakit kan lu?"

Asya melongo ditempat bagaimana gavin bisa mengetahuinya apakah ia dukun tapi terlalu tampan untuknya jika sebagai dukun.

"Diem lu gua anggep,iya."
Asya malu setengah mati ia merasa wajahnya sangat panas kenapa sih jawabannya itu tepat sasaran?kan kesel jadinya.

"Gak usah blushing juga kali," kali ini gavin menimpalinya diselingi dengan ejekan.Langsung saja i gavin mendapatkan cubitan dari asya di pinggang gavin sedangkan yang dicubitnya  malah  terkekeh kecil sambil meringis memegangi pinggangnya padhal asya sudah mati matian menahan malunya sekarang karena tawanya gavin menambah kesan ganteng gavin berkakali kali lipat.

Setelah kami berdua selesai makan dan bercanda ria, kami akhiri menuju tempat  kediaman gavin untuk mengambil ponsel asya yang tertinggal dikamar cowok tersebut.

It's Sad But TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang