19-[PULANG BARENG PACAR]

66 6 2
                                    

Pt.19

Nakallah dengan terhormat,dan jadilah bajingan yang bertanggung jawab.


Kringgkring.

Bel pulang sekolah menggelenggar ke seluruh penjuru sekolah. Semua anak anak tengah menyiapkan dirinya sendiri termasuk asya yang memasukkan buku bukunya kembali ke dalam tas.

Diambang pintu terlihat cowok berdiri yang memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana abu-abunya ia seperti menunggu seseorang. Orang itu adalah,Juan ia menunggu gadisnya.

Saat asya melangkah keluar kelas bersama meira melewati pintu dan tangannya langsung ditarik oleh juan, "ayo bareng gua." ajak juan.

"gak usah gua bareng meira naik angkot." tolak asya.

"gak nerima penolakan." balas juan.

"gak nerima paksaan." balas asya.

"gak boleh nolak rezeki sya, mending bareng gua lebih hemat kan daripada naik angkot?" ucap juan sambil menaik turunkan alisnya.

Asya melirik meira sebentar, "no what-what sya, gua bisa bareng kezia. Lu ama juan aja sono kan pasangan baru." pekik meira cukup keras langsung saja mendapatkan sorakan dari teman teman sekelas.
Asya hanya tersenyum kikuk dan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "yodah gua duluan, PJ gua tunggu.ok?"

                   *****~*****

Asya dan juan berjalan beriringan sepanjang koridor banyak yang melihat mereka iri mungkin disebabkan juan termasuk jajaran most wanted ia memiliki wajah yang tampan dan rahang yang tegas apalagi juan merupakan anak basket. Kedengerannya juga sih banyak kakak kelas yang menggebet juan namun juan menolak mereka secara mentah mentah.

Sekarang mereka telas sampai di parkiran sekolah juan menaiki motor ninjanya yang berwarna merah dan memakai helm fullface miliknya, juan menepuk nepuk jok belakangnya dan menyuruh asya untuk naik. Asya yang mengerti pun langsung menaiki motor besar juan.

Juan menyalakan mesin motornya dan mulai menjalankan motornya menjauhi sma atlasa. Juan melaju motornya dengan kecepatan sedang. Juan menanyakan dimana letak rumah asya karena ia belum mengetahuinya asya menunjukkan jalan rumahnya, tak sampai lima belas menit asya dan juan telah sampai didepan pekarangan rumah asya terlihat seorang wanita paruh baya yaitu pembantunya,mbok ina sedang menyiram tanaman sambil bersenandung kecil.

"mekasih ya, hati hati." ucap asya setelah turun dari motor juan.

"hmm," balas juan.

"Eumm… gau boleh nanya gak?" tanya asya agak ragu.

"boleh." balas juan dan menatap mata asya dalam dalam menunggu kelanjutan.

"lu kenapa tiba tiba nembak gua?" tanya asya.

" perlu gua jawab." balas juan dan membuang mukanya.

"te-tergantung lu sih," lirih asya.

"gak tau." balas juan.

"ko gak tau sih?"

"Karena cinta itu gak perlu alasan." timpal juan dan langsung menyalakan mesin motornya, "gua duluan." setelah mengatakan itu juan langsung menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah asya.

Percayalah, wajah asya saat ini pasti merah dan memanas bak kepiting rebus yang siap disantap.
mengapa ia begini? tanyanya pada dirinya sendiri. Hanya dengan enam kata itu saja sudah membuatnya senang dan melayang sepertinya ia sedang dimabuk asmara.

It's Sad But TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang