10-[MENYAKITKAN]

74 10 3
                                    

Pt.10

Jangan kasih kesempatan ke dua kepadanya.
Karena dengan itu berarti kamu memberi celah untuk dia menyakitimu lagi.

Asya menyeringai dengan menggenggam erat pisau tersebut. Asya memang sangat beringas sekali jika sudah amarahnya tidak bisa ia pemdam lagi ia seperti bukan asya yang ceria dan selalu tertawa seperti diluar sana.

Asya maju siap melangkah mantap saat ayahnya ingin memberikan pukulannya lagi kepada raja, padahal saat ini sudah terlihat wajah raja yang banyak mengeluarkan darah dimulai dari pelipis hingga mulutnyan pun sudah mengeluarkan darah yang banyak.

Asya langsung memajukan pisau tepat didepan wajah ayahnya, nyali ayahnya menciut seketika ketika melihat ujung pisau yang runcing sempurna. Asya tersenyum meyeringai ia mulai mendekati ayahnya dan membisikkan sesuatu ketelinga ayahnya yang mendapatkan raut ketakutan yang terpampamg jelas diwajah ayahnya sekarang. "Saya bisa saja membunuh anda dengan pisau ini saat ini juga jika anda tidak mematuhi perintah saya,saya bisa saja sangat liar diluar kendali anda.Berhentikan ini semua atau pisau ini akan melayang tepat di jantung anda!"
bisik asya penuh penekanan disetiap katanya sambil menyeringai.

Rendra yang akan mengerti akan ucapan asya langsung melenggang pergi meninggalkan ruangan ini keluar rumah dan menggunakan mobilnya yang entah kemana.Tidak Peduli.

Asya dengan berlari kecil menyamperi kakaknya yang tergeletak lemas dengan mengeluarkan banyak darah segar dan banyak juga luka lebam disekejur tubuhnya saat ini.

Asya langsung memepong tubuh kakaknya dan mengambil kunci mobil yang ikut tergeletak dilantai secara urakan, ia langsung menjalankan mobilnya diatas kecepatan rata ratanya ia menerobos segala apapun yang ada didepannya saat ini juga ia tidak peduli yang ia pedulikan adalah melihat kakaknya yang terlihat tersiksa akibat ulah ayahnya.
Bahkan mobil pun sudah kotor dengan darah segar raja.

Sesampainya asya dirumah sakit asya langsung memopong tubuh raja menuju UGD, asya benar benar frustasi ia geram sedari tadi melihat kakaknya yang dipukuli secara babi buta oleh ayahnya hanya karena dirinya.

Asya terus menangis dan bolak balik mondar mandir tidak peduli orang orang yang melihatnya aneh dengan penampilan berantakan bahkan saat ini ia hanya memakai hot pants dengan kaus oblong dan terdapat bercak darah yang cukup banyak disekujur tubuhnya.

Saat dokter perempuan itu keluar asya langsung bergegas dan menanyakan perihal kakaknya itu ia benar benar sangat khawatir.Jika tidak ada kakaknya ia dengam siapa.Sendiri. Jika tidak ada kakaknya mungkin asya yang sekarng terbaring lemah dirumah sakit saat ini.

"Dok,gimana keadaan kakak saya,tolong dok tangani dengam baik saya akan bayar." ujar asya menatap panik dokter itu.

"kakak anda mengeluarkan darah sangat banyak,kakak anda perlu dirawat karena darahnya terkuras abis." ujar sang dokter dengan tenangnya.

"baik dok,beri penanganan yang terbaik dan tolong selamatkan nyawa kakak saya saat ini" asya sedari tadi sudah menahan isakannya ia tidak dapat membendungnya sekarang ini, ia lebih memilih keluar dari gedung ini dan masuk kedalam mobilnya ia membanting banting stir dengan tets air mata yang terus turun membasahi pipinya dan jangan lupakan darah asya ditangannya yang bekas menonjok tembok tadi sudah mulai mengering tanpa ada sebalut perban pun bertengger untuk menutupi lukanya itu. Ia tidak memusingkannya yang saat ini ia pusingkan bagaimana pun caranya kakaknya harus hidup. Ia tidak mau ditinggalkan oleh orang yang disayanginya saat ini juga.

It's Sad But TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang