2-Ramalan?

1.5K 172 141
                                    

Mingyu memacu mobil sedan miliknya dengan kecepatan sedang, ia cukup merasa lelah setelah mengikuti jadwal kuliah sejak pagi hingga siang, ditambah kumpul bersama teman-temannya. Pulang ke rumah adalah pilihan terbaik untuk beristirahat.

"Huh, masalah rumah apa? Sepertinya ramalan Jihoon kali ini meleset. Aku baik-baik saja. Kalaupun punya adik? Eeiiih mana mungkin, atau aku buat adik sendiri saja? Hahahaha!"

Seperti biasa rumahnya selalu sepi, hanya ada seorang asisten rumah disana. Ayahnya, Kim Jonghyun adalah seorang petinggi Direksi di sebuah perusahaan terkenal. Dan, ibunya Choi Minki punya bisnis brand kosmetik yang punya cabang ada di beberapa mall. Mingyu anak tunggal yang lahir di keluarga sangat berkecukupan, terasa sempurna.

Mingyu memang terbiasa sendirian, namun saat kedua orang tuanya kembali dari bekerja maka mereka akan meluangkan waktu bersama untuk sekedar saling bercerita mengenai kegiatan masing-masing.

Begitu sampai di rumah maka ia segera menuju kamarnya. Mengeluarkan isi tas untuk persiapan mengerjakan tugas. Pemuda tampan itu menatap frame foto disana.

"Kamu apa kabar? Kapan kita bertemu lagi? Bagaimana kalau kita buat adik saat bertemu, agar Jihoon merasa senang kalau ramalannya tepat." Lagi-lagi Mingyu masih terkekeh geli meremehkan ucapan sahabatnya itu. Ia berbicara sendiri dengan foto seseorang disana.

"Ah sial... membayangkannya saja membuat #%$&$*. Aku harus ke toilet." Pemuda itu segera bergegas ke kamar mandi yang letaknya di ujung dekat kamarnya.

🍀🍀🍀

Sabtu pagi, suasana rumah keluarga Kim mendadak berisik membuat tidur seorang Mingyu terusik dan terpaksa untuk segera membuka kedua matanya. Walau masih merasa mengantuk, namun ia tetap bangun dan berjalan secara perlahan menuju pintu kamarnya.

Kedua matanya terus mengawasi beberapa orang yang sibuk bekerja di ruangan tepat seberang kamar pemuda tampan itu. Ada yang terlihat mengatur barang dan ada juga yang sibuk membuka gulungan kertas bermotif bunga cerah.

"Bibi, ada apa?" Tanya Mingyu penasaran pada asisten rumahnya yang ikut sibuk membawa sapu.

"Oh, mau ada tamu." Jawab wanita itu dengan ramah.

"Oh tamu?" Mingyu mengangguk mengerti, ia kembali menutup pintu seolah tak peduli keadaan di luar kamarnya. "Tamu agung? Kenapa mereka repot sekali sampai merenovasi kamar."

Mingyu tak peduli, ia kembali memeluk bantalnya masih merasa mengantuk setelah mengerjakan tugas sampai dini hari.

"Gyu... bangun..." panggil seorang wanita cantik yang melongokkan kepalanya mencari putra kesayangannya.

"Hngg..."

"Gyu, bantu-bantu ayo!"

"Bantu apa?" tanya Mingyu malas ke arah sang ibu.

"Cepatlah bangun, cuci muka dan sikat gigi. Hari ini kita sangat sibuk, bantu Ibu mengatur barang karena mau ada kiriman perabotan baru. Ayo!"

Mingyu hanya menarik nafas dengan kasar, ia terpaksa menuruti permintaan sang ibu. Mengikuti setiap arahan dari ibunya yang terlihat benar-benar sibuk.

"Tamu siapa sih? Merepotkan sekali." Mingyu terus mengeluh selama seharian penuh.

"Besok, kita kedatangan tamu. Ibu harap kamu bersikap baik padanya, jangan berbuat aneh-aneh selama ia disini." Ucap sang ibu setelah semuanya tampak rapi, Mingyu hanya mengangguk mengerti. Ia hanya bisa menebak kalau ada tamu dari relasi sang ayah yang akan datang, tapi menurutnya terlalu berlebihan karena ibunya sampai mengganti wallpaper kamar itu menjadi lebih feminin dan ada meja rias serta meja belajar baru.

Good OppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang