Tak ada yang lebih bermakna dari senyuman yang terukir dari paras cantik Wonwoo. Mingyu sudah berusaha memperbaiki kesalahan di masa lalu, ia tidak mau membuat gadis itu kembali sedih.
Mingyu tentu akan marah kepada siapapun yang membuat Wonwoo sedih. Ia akan membela gadis itu.
Pagi ini, Wonwoo sebenarnya sudah bangun namun ia lebih memilih untuk diam di kamarnya. Mingyu yang tak ada jadwal kuliah mengecek langsung ke kamar Wonwoo.
"Manis, tidak sarapan?" Mingyu menghampiri gadis itu yang sedang duduk di atas ranjangnya.
"Aku tak lapar."
"Tapi semalam kamu tidak makan, nanti kamu sakit lagi."
Wonwoo masih terus menunduk, usapan lembut Mingyu berikan dan akhirnya Wonwoo mengangkat wajahnya. Mingyu merentangkan kedua tangannya, posisi duduk Wonwoo bergeser untuk menerima pelukan hangat dari kekasihnya itu.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan?"
"Ayolah... jangan murung terus..."
Bagai membawa bocah umur 5 tahun, Mingyu dengan mudahnya menggendong ala koala. Wonwoo mulai tertawa karena merasakan geli untuk pertama kalinya digendong seperti itu. Ia semakin memeluk erat di leher pemuda itu.
Tawa Wonwoo membuat semangat Mingyu untuk terus mengajaknya bercanda.
Wonwoo merenggangkan pelukannya, keduanya saling bertatap muka. "Oppa..."
"Iya..."
"Aku sangat menyukaimu..." ucapnya serius dan Mingyu tersenyum. Detik selanjutnya Wonwoo nekat memulai untuk mencium bibir berawal menempel lalu mulai berani dengan melumat lembut.
Mingyu sendiri sempat terkejut namun ia segera mengikuti apa yang Wonwoo mau. Membiarkan gadis itu aktif karena posisinya ia konsentrasi menggendong agar tidak terjatuh.
Lama-lama ia merasa pegal dan perlahan duduk di ranjang dengan posisi masih memeluk tubuh si cantik yang masih nyaman dalam pangkuannya.
Seksi. Mingyu tak menolak dan terus membiarkan Wonwoo masih aktif menggoda dirinya. Tubuh keduanya sangat menempel hinggal membangkitkan hormon dalam diri kedua remaja tersebut. Bahkan Mingyu sempat menggeser dan memberi jarak agar Wonwoo tak terlalu duduk di pangkuannya.
"Kamu... belajar darimana?" Tanyanya saat sedang menghirup oksigen kembali.
Ditanya begitu membuat Wonwoo malu dan memilih untuk kembali memeluk leher kokoh itu. "Dari drama romantis..."
Mingyu terkekeh geli setelah mendengar jawaban polos itu.
"Mingyu!"
Keduanya terkejut dan Wonwoo refleks turun dari pangkuan pemuda tampan itu, ia pura-pura duduk di meja belajarnya. Sementara Mingyu kebingungan langsung mengambil boneka kelinci yang di kamar Wonwoo dan langsung memeluknya.
Wonwoo sempat menatap curiga dengan yang disembunyikan oleh kekasihnya itu. Gadis itu langsung paham dan menahan tawanya.
"Mingyu!"
"Disini ibu!" Teriaknya dengan nada biasa seolah tak terjadi apa-apa. Tak lama wanita cantik itu melongokkan kepala di kamar Wonwoo setelah ia mencari ke kamar putranya.
"Aku temani Wonwoo belajar bu." Ucap Mingyu cepat sebelum sang ibu bertanya. Wonwoo pun ikut menoleh dan tersenyum, bersikap biasa saja seolah tidak ada hal yang aneh terjadi sebelumnya.
"Belajar apa sayang?"
"Oh, ini bahasa Jepang. Aku sedang melancarkan..."
"Oh... pantas dari tadi kamu belum turun. Gyu, ada tamu di bawah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Oppa
FanfictionMingyu, pemuda tampan berusia 20 tahun. Selama ini hidupnya berjalan normal, lurus dan biasa saja, namun sejak Jihoon sahabatnya meramalkan sesuatu maka kehidupan Mingyu mulai berubah. Orang tuanya mulai berubah, dengan kehadiran orang baru dalam ke...