36 - It's a Boy

1.2K 121 258
                                    

"Sayang... kemari!" Panggil Mingyu saat istrinya sedang di balkon apartemen mereka. Wonwoo sedang merapihkan cucian yang telah kering, di masukkan ke dalam keranjang. Dengan berjalan pelan, ia mendekati suaminya.

Duduk berdua di sofa dan Wonwoo terus mengusap lembut perutnya yang semakin membesar.

"Ada film bagus?" Tanyanya penasaran karena Mingyu menyalakan laptopnya yang dihubungkan ke televisi mereka.

"Bukan film." Ucapnya dengan senyuman dan mendaratkan kecupan di pipi mulus si cantik.

"Oh... lalu?"

"Sssttt mau mulai." Mingyu menginterupsi agar istrinya diam dan tangannya ikutan mengusap lembut perut sang istri. Wonwoo merasa nyaman dan mulai menonton.

"Oh! Ini?" Wonwoo langsung sadar dan merasa senang karena yang ia tonton adalah gambar rancangan gedung miliknya. Mingyu telah menyelesaikan desainnya disela kesibukan pekerjaan utama ia.

"Kamu suka? Kalau ada yang kurang, katakan saja. Aku akan memperbaikinya."

"Suka!" Ucapnya senang dan langsung memeluk erat. Sepasang matanya terlihat berbinar melihat detail rancangan hasil karya suaminya. Tak hanya gambar, Mingyu juga membuat rincian biaya. Diam-diam ia ikut mempelajari dan sering berdiskusi dengan sang ayah.

Wonwoo terlihat sangat antusias, impiannya akan segera terwujud.

"Kamu ada masukan?"

"Semuanya sudah bagus, aku bisa membaca dengan mudah apa yang oppa buat dalam rincian itu. Aku pun sempat membuat anggarannya."

Mingyu mengangguk mengerti.

"Terima kasih oppa..."

"Jadi, tak ada masukan?"

"Untuk saat ini belum..."

"Kalau begitu, si kecil saja yang minta masuk."

"Oppa..." panggilnya manja dengan pipi yang sudah memerah. "Di kamar ya..." matanya mengerling nakal dan terus tersenyum.

"Baiklah... aku gendong ya!"

🍀🍀🍀

Kehidupan rumah tangga pasangan muda itu berjalan normal, walau ada pertengkaran kecil namun mereka bisa menyelesaikan dengan baik. Membuat keduanya semakin harmonis.

Mingyu memilih bertahan dan berusaha memperpanjang kontrak kerjanya, ia akan minta di mutasi saat Wonwoo telah menyelesaikan pendidikannya.

Wonwoo tetap melanjutkan kuliahnya di saat perutnya semakin membesar. Mingyu sudah memintanya untuk cuti saja tapi Wonwoo tak mau mengecewakan mertuanya yang telah membiayai kuliah.

"Sudah memasuki bulan ke-tujuh lho..."

"Aku tak apa oppa... kalau di rumah saja malah aku bosan. Dosen dan teman-temanku sangat baik dan menjaga aku. Setelah ujian semester, aku cuti. Aku janji."

"Kamu sekarang susah menurut ya."

"Oppa, kalau aku cuti 2 semester nanti aku tertinggal banyak. Tak apa, selama ini adik bayi juga tidak rewel. Dia merasa tenang kalau ikut aku belajar."

"Nanti kalau kamu kenapa-kenapa jangan salahkan aku ya." Ucap Mingyu sambil berlalu meninggalkan istrinya yang sedang membaca buku.

"Oppa marah?" Wonwoo panik langsung menyusul suaminya ke dapur. Mingyu terlihat mencari sesuatu di lemari kitchen setnya.

"Oh... aku marah. Kamu semakin susah diberitahu." Balasnya tanpa menatap wajah sang istri.

"Oppa jangan marah.... aku hanya ingin cepat wisuda saja dan kita semua pulang hiks..."

Good OppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang