Wonwoo seperti biasa datang ke kampus, mengikuti kelas dan membahas tugas bersama teman-temannya. Ia mengeluarkan bungkusan kecil dari dalam tas, diberikannya pada teman-temannya itu, cookies buatannya.
"Wonwoo-chan, lucu sekali. Kawai..." ucap Natsuki memuji tampilan cookies buatan Wonwoo.
"Silahkan dicicipi."
"Hmm... oishi!" Ucap Miki dengan nada senang. "Kamu beli dimana?"
"Aku membuatnya sendiri, rencana aku ingin berjualan."
Kedua temannya saling berpandangan merasa heran. "Wonwoo-chan, kamu menjual ini?"
"Iya, aku... ingin menabung untuk anakku. Biaya hidup disini mahal, kasihan suamiku. Aku ingin membantunya sedikit."
"Wonwoo-chan, kamu hamil?"
Wonwoo mengangguk dan langsung mengusap perutnya. Kedua temannya bersorak senang dan memberikan ucapan selamat.
"Wonwoo-chan, aku akan membantu kamu. Kebetulan di sekolah adikku mau ada festival, kamu bisa berjualan disana!" Natsuki membantu memberikan solusi.
"Benarkah? Aku mau!"
"Wonwoo-chan, aku juga ingin bantu. Kita kerjakan saja tugas di apartemenmu lalu kita membuat cookies bersama." Usul Miki dan langsung disetujui Wonwoo. Ia beruntung bisa memiliki teman yang sangat pengertian.
Wonwoo sengaja melakukannya secara sembunyi, kalau Mingyu tahu khawatir akan marah karena ia dilarang untuk melakukan banyak kegiatan. Tapi ia tidak bisa tinggal diam.
Wonwoo tetap belajar saat memanggang cookies, begitu matang ia melanjutkan untuk mengemasnya dengan cantik agar orang merasa tertarik. Ia pun tidak bisa memproduksi dalam jumlah banyak, teman-temannya juga tidak bisa terlalu sering datang membantu.
Sedikit demi sedikit ia bisa menabung, kandungannya pun baik-baik saja. Ia tidak terlalu repot dan masih dalam batas normal saat mengidam.
"Oppa... bisa mampir sebentar saat pulang?"
Mingyu tersenyum saat istrinya menelepon di sore hari. "Mau minta apa sayang?"
"Tiba-tiba aku ingin makan croissant rasa karamel."
Mingyu terdiam dan berpikir memikirkan seperti apa yang diminta istri cantiknya itu. "Oh... iya nanti aku cari ya." Catatnya ia pada selembar kertas memo.
"Terima kasih oppa, hmm... sekalian buah lemon ya."
"Iya sayang, ada lagi?"
"Oh! Donat! Donat yang pakai gula halus! Aku tak mau yang pakai topping."
Mingyu menggaruk kepalanya. "Oke, ada lagi?"
"Hmm.... mau kisseu..."
Mingyu tersenyum. "Emmmuaaaaacchhh..." dan tak lama telepon terputus. Rekan kerja sebelah meja Mingyu tersenyum sedari tadi.
"Istri kamu?" Tanya Junko senior Mingyu di kantor.
"Iya, dia sedang hamil muda jadi minta sesuatu."
"Ah... begitu. Melihat kalian sangat romantis, umur masih muda."
Mingyu tersenyum malu telah dipuji oleh seniornya.
"Mingyu-san, mau? Ini enak untuk teman minum teh." Junko menawarinya cookies yang membuat Mingyu terdiam. Mingyu pernah melihat plastik bergambar bungkus kue kering itu. Ia langsung teringat dengan istrinya. Apalagi cookies tersebut terlihat sama dengan yang Wonwoo buat.
"Ambillah..."
"Ah... iya." Mingyu mengambil dengan ragu dan langsung menggigit kue kering dengan taburan chocco chips itu, rasanya familiar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Oppa
FanfictionMingyu, pemuda tampan berusia 20 tahun. Selama ini hidupnya berjalan normal, lurus dan biasa saja, namun sejak Jihoon sahabatnya meramalkan sesuatu maka kehidupan Mingyu mulai berubah. Orang tuanya mulai berubah, dengan kehadiran orang baru dalam ke...