"Kalian, pergilah bulan madu lagi. Biar urusan kantor, ayah dan ibu yang handle." Minki secara terus terang menyuruh pada anak dan menantunya itu.
"Eh? Bulan madu?"
"Iya, bukankah Wonwoo akan ulang tahun? Kalian harus rayakan berdua." Usul sang ibu dengan nada menggoda membuat anak dan menantunya itu tersipu malu.
"Lalu, Minjun semakin besar, berikan adik untuknya. Mingyu anak tunggal dan Wonwoo juga, tapi kalau bisa Minjun punya adik agar semakin ramai rumah ini."
Baik Mingyu dan Wonwoo hanya menarik nafas, permintaan Nyonya Choi sulit untuk dibantah. Mereka harus menurutinya.
Selama ini, Wonwoo bukan menunda kehamilan namun efek dari rutinitasnya membuat ia sering lelah, walau urusan ranjang tetap rutin dilakukan."Kalau sudah begini, kurangi pekerjaan kamu."
"Tapi, harus pergi jauh kah? Minjun bagaimana?"
"Kita sudah pekerjakan pengasuh untuknya, lagipula Ibu juga selalu bersama anak kita. Jangan cemas."
Wonwoo merengut, ada rasa tidak rela kalau harus berpisah. Tapi dalam lubuk hatinya, ia memang ingin berlibur berdua saja dengan sang suami sejenak melepas penat dari berbagai pekerjaan. Apalagi ditambah momen dengan ulang tahunnya, pasti menyenangkan.
"Kita mau kemana?"
"Kamu maunya kemana? Ada ide?"
Wonwoo berpikir. "Hmm... aku ingin ke Italia bagaimana?"
"Italia?"
"Iya, mungkin bisa bertemu Barbara Palvin disana."
"Eih, jangan mulai ya... kamu memancing ya..." Mingyu langsung merasa gemas, diciumnya secara paksa pipi sang istri yang masih saja bersemu merah karena malu. Wonwoo hanya tertawa senang, hubungan keduanya masih saja berjalan romantis.
"Oppa, kalau ke Swiss?"
"Swiss? Disana dingin..."
"Kalau dingin bisa peluk oppa seharian..."
"Sekarang juga bisa." Mingyu mengeratkan pelukannya, keduanya terbiasa mengobrol absurd sebelum pergi tidur. Sejak Minjun berani tidur di kamar sendiri membuat mereka kembali bisa memeluk saat tidur.
"Hangaaat..." ucap Wonwoo pelan merasa sangat nyaman. Aroma maskulin tubuh sang suami selalu memabukkan ia.
🍀🍀🍀
Wonwoo bersemangat mengepak barang ia dan sang suami. Ia bahkan sampai membeli mantel baru sepasang yang akan digunakan saat bulan madu kedua. Selain ke Swiss, Mingyu juga menuruti untuk mampir ke Italia karena ingin mampir ke Venesia, Wonwoo yang meminta ingin merasakan naik gondola.
"Oppa, apa pizza di Italia sangat enak?"
Mingyu tertawa mendengar pertanyaan istrinya itu, mengingatkan ia pada saat ia ingin mendekati adik angkat yang kini menjadi istri dan ibu dari anaknya. Wonwoo menganggap saat makan pizza pertama kalinya adalah kenangan terindah yang tidak pernah ia lupakan.
"Tentu saja, disana banyak restoran dengan menu pizza."
Wonwoo tersenyum disela melipat pakaian. "Oppa, aku jadi tidak sabar."
Mingyu tersenyum dan mengangguk seolah mengatakan 'aku juga tidak sabar'. Membiarkan sang istri kembali sibuk mengepak barang, ia melanjutkan menyelesaikan pekerjaannya.
Sebelum berpisah sementara dengan sang putra, Mingyu dan Wonwoo meluangkan waktu untuk bermain bersama. Perlahan mereka memberitahu bahwa mereka akan pergi sementara untuk urusan pekerjaan di luar negeri. Bocah tampan itu merengut kesal tapi ia mengerti dengan kesibukan kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Oppa
FanficMingyu, pemuda tampan berusia 20 tahun. Selama ini hidupnya berjalan normal, lurus dan biasa saja, namun sejak Jihoon sahabatnya meramalkan sesuatu maka kehidupan Mingyu mulai berubah. Orang tuanya mulai berubah, dengan kehadiran orang baru dalam ke...