"Kapan kamu libur?"
"Minggu."
"Maksudku, libur semester."
"Oppa aku sibuk, memang kenapa?"
Mingyu terdiam, wajahnya murung. Kedua mata Wonwoo berkedip lucu merasa bingung.
"Kamu mau begini terus?"
"Maksudnya?"
"Apa tidak mau jari manis ini terpasang cincin lagi?"
Wonwoo terdiam memikirkan ucapan Mingyu itu padanya. Mingyu terus menatap dirinya dengan serius.
"Jeon Wonwoo, ayo kita menikah."
Senyum Wonwoo mengembang sempurna. "Oppa tidak bercanda?"
"Kapan aku berbohong?"
Wajah cantik itu bersemu merah, sekuat tenaga menahan tangisnya. Namun gagal, air mata bahagianya terlanjur jatuh. Mingyu tersenyum melihatnya, ia segera berpindah duduk dan memeluk untuk menenangkan. Pengunjung kafe lain sampai menoleh dan Mingyu hanya tersenyum seolah mengatakan tak ada hal yang menyakitkan.
Wonwoo tertawa senang disela menahan isak tangisnya. Wajahnya benar-benar merah. Tangannya sibuk membuka totte bag yang selalu ia pakai ke kampus, mencari agendanya. Mengecek daftar jadwalnya.
"Kamu benar-benar sibuk."
"Aku akan usahakan mencari hari yang kosong."
"Wah... memang beda mahasiswa universitas terkenal." Sindirnya dan membuahkan cubitan gemas dari sang calon istri.
"Ah! Ini aku tak ada kegiatan! Aku bisa hubungi dosenku untuk mengirim tugas saja nanti!" Ucapnya senang.
"Oke, aku akan ajukan cuti juga!"
Wonwoo terlalu senang sampai memeluk Mingyu sore itu, calon suaminya pun memberi kecupan di kening.
🍀🍀🍀
Rencana yang disusun telah berubah, sungguh di luar prediksi. Orang tua Mingyu mengira akan menggelar pesta pernikahan saat Wonwoo selesai kuliah, tapi itu gagal.
Mingyu mengajukan untuk mempercepat dengan alasan tak mau hidup sendiri.Saat Mingyu mencari kerja pun tanpa bantuan kedua orang tuanya. Jonghyun memang membebaskan putranya untuk mencari pengalaman kerja.
Mingyu sampai pindah ke Jepang pun, di luar prediksi kedua orang tuanya. Mereka mengira kalau Mingyu akan kerja di Korea saja.
Minki menarik tangan Wonwoo saat sedang berdua di rumah. Ia terus memerhatikan secara detail membuat Wonwoo ketakutan langsung menunduk.
"Ibu kenapa?"
"Kalian pakai pengaman kan?"
Deg!
Wonwoo langsung merasa malu seketika, ia menjadi gugup. Keringat dingin tiba-tiba keluar dari tubuhnya.
"Ibu..."
"Wonwoo..."
"Maaf kalau aku membuat Ibu kecewa..."
Minki terdiam, Wonwoo masih terus menunduk. Suasana sangat hening.
"Tidak apa, kalau memang nanti kamu hamil tak masalah. Asal kamu selesaikan pendidikan kamu dan jangan lupa mimpi kamu yang belum terlaksana."
Wonwoo perlahan mengangkat kepalanya dan melihat Minki tersenyum. Wonwoo tahu ia bersalah dan terus mengucap maaf.
"Dia tidak kasar kan?" Bisiknya menggoda calon menantu cantiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Oppa
FanfictionMingyu, pemuda tampan berusia 20 tahun. Selama ini hidupnya berjalan normal, lurus dan biasa saja, namun sejak Jihoon sahabatnya meramalkan sesuatu maka kehidupan Mingyu mulai berubah. Orang tuanya mulai berubah, dengan kehadiran orang baru dalam ke...