17-Kepercayaan

1.1K 131 292
                                    

Mingyu dipanggil oleh ayahnya untuk ke ruang kerja sang ayah di lantai bawah. Hari mulai larut malam, Wonwoo pun sudah lama tertidur setelah lelah seharian banyak kegiatan dari mengikuti jadwal Minki hingga acara kencan dan makan bersama dengan sahabat Mingyu.

Mingyu sudah memprediksi pasti sang ayah akan membahas mengenai Wonwoo. Kalaupun ayahnya bertanya tentang hubungannya maka ia akan menjawab apa adanya.
Ia telah siap untuk semuanya.

"Duduklah..." ucap Jonghyun mempersilahkan duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Sang ibu pun sudah duduk disana sedang menikmati secangkir teh hangat.

"Gyu, sengaja Ayah panggil kamu karena ada masalah dengan Wonwoo."

Mingyu menarik nafas dengan dalam. "Iya, ada apa."

"Wonwoo, kemungkinan akan secepatnya pergi dari sini."

Wajah Mingyu berubah tegang. "Kenapa?"

"Gyu, bibinya sudah datang. Dia adalah wali sah untuk Wonwoo. Sedangkan, kami? Tak ada hak. Almarhum ayahnya memang menitipkan sementara, tapi kini Jeon Hyebin telah kembali."

Mingyu terdiam, Minki sangat mengerti perasaan putranya, ia terus mengusap lembut punggung putra tunggalnya itu.

"Lalu, Wonwoo? Setuju?"

"Dia juga sedang memikirkannya, walau ia awalnya mengatakan ingin hidup sendiri saja."

"Jangan! Dia tidak bisa hidup sendiri! Ibu, jangan biarkan dia hidup sendiri!"

Minki terkejut dengan ucapan Mingyu yang berapi-api, tak mengira kalau putranya menolak dengan keras.

"Gyu, kamu kenapa? Wonwoo sudah besar."

"Ibu, jangan pernah biarkan dia tinggal seorang diri. Nanti, yang mengingatkan ia makan siapa? Kalau ia sakit bagaimana? Jangan bu! Jangan pernah!"

"Gyu! Hei! Kamu kenapa 'nak? Kenapa kamu sangat mengkhawatirkannya?" Minki terus menggenggam tangan putranya.

Jonghyun merasa sangat tertarik dengan reaksi Mingyu.

"Ibu, aku yakin kalau Wonwoo tidak nyaman dengan bibinya. Mereka berpisah sudah sangat lama. Dia pasti akan beradaptasi lagi, kasihan."

"Mingyu, ya ampun. Kamu sangat menyayanginya?" Minki tertawa senang melihat reaksi putranya itu.

Mingyu langsung mengangguk, dan terus menatap bergantian ke kedua orang tuanya. Jonghyun terlihat lebih tenang dan mengangguk paham, sementara Minki terus tersenyum.

"Ayah, Ibu... aku... memang menyayanginya dan hmm... rasanya tidak ingin berpisah."

"Kamu suka? Kamu mencintainya?" Minki menatap intens kedua mata putranya mencari jawaban jujur disana.

"Iya..." jawabnya pelan.

"Bagaimana ini?" Minki langsung bersandar dan melipat kedua tangannya. Mingyu langsung menoleh ke arah wanita cantik itu.

"Kenapa?"

"Ayah, apa rencanamu?" Minki meminta solusi pada suaminya.

Jonghyun menarik nafasnya, memikirkan akan menuruti permintaan putranya atau tidak. "Dulu kamu yang minta agar ia pergi setelah lulus."

"Maaf Ayah..."

Minki pun ikut terdiam. Keadaan hening.

"Ayah, bantu Wonwoo untuk kuliah."

"Apa?" Jonghyun langsung terkejut dengan usulan putranya. Mingyu mengangguk meyakinkan.

"Wonwoo harus kuliah!" Usulnya lagi dengan semangat.

Good OppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang