part 17 (meninggal?)

9.8K 210 5
                                    

Regan membuka matanya dan melihat aluna sadar. Regan langsung membuancah bahagia, regan bersyukur ini memang keajaiban tuhan.

Tuhan tak pernah mengingkari janji nya. Dengan semangat regan memeluk aluna. Aluna terkejut tiba tiba regan memeluk nya, aluna oun membalas pelukan regan.

"Lun ada yang sakit? Ada yang pegel? Kamu bsik baik aja kan? Sungguh ini keajaiban!" Histeris regan dengan mencium bibir aluna dengan lembut.

Mereka tak mengira ada yang mengintip nya. Mereka pun masuk, aluna dan regan yang sadar pun melepaskan tautan bibirnya dari aluna.

Aluna merasa malu, tidak dengan regan. Regan hsnys biasa saja seolah olah tal terjadi apa apa. Mereka hanya tersenyum maklum dan berlalu dari sana.

"Lun maafin aku, aku selalu nyakitin kamu. Aku menysal lun! Kamu mau kan kita seperti dulu lagi?"

"Tapi aku minta maaf, aku nggak bisa seperti dulu lagi. Iya aku udah maafin kamu! Tapi aku masih belum bisa menerima semua ini"

"Kenapa? Kenapa nggak bisa? Apakah salah ku terlalu berbekas untuk mu? Aku juga bahagia ternyata kamu hamil lun!"

"A-apa? Regan udah dulu ya? Aku mau tidur dulu" ucap aluna dan memejamkan matanya. Tiba tiba alat yang mendeteksi detak jantung aluna, tiba tiba lurus.

Regan panik dan memencet tombol untuk memanggil om jun. "Om i-ini aluna kenapa?"

"Kamu keluar dulu ya? Om mau ngecek keadaan aluna" terang jun, regan menggangguk dan berlalu pergi ke luar ruang inap aluna.

Mereka semua panik, bahkan viero juga. Mereka sempat berfikir negatif. Mereka hanya menangis meratapi nasib aluna.

💕💕💕

Disisi lain om jun masih berusaha menyelamat kan aluna. Om jun menyuruh para suster untuk mengambilkan alat seperti setrika atau entah apa itu.

Om jun menggesekkan alat itu dan menaruh nya di dada aluna. Alat yang digunakan untuk mengambalikan detak jantung. Aluna merasa ini yang terakhir kali nya.

Karena aluna sudah tak sanggup, aluna memang memaafkan regan. Tetapi luka yang dibuat regan terlalu besar.

Bukan aluna tak mau memafkan regan. Hanya saja aluna ingin mengecek apakah regan benar benar menyesal.

Detak jantung aluna tetap sama. Tak ada perubahan, mereka pun pasrah jika aluna lebih disayangi oleh tuhan.

Regan ikhlas jika aluna sudah tak sakit lagi dengan tuhan mengambil nyawa nya. Namun regan masih tidak menyangka aluna meninggal.

Bahkan buah hati nya yang belum lahir. Regan frustasi dengan keadaan aluna. Bahkan kaki nya seperti jeli.

"ALUNA NGGAK MUNGKIN NINGGALIN REGAN! bun aluna nggak mungkin ninggalin regan! Aluna cinta sama regan! Regan tau itu! ALUNA BANGUN LUN!"

"Ikhlaskan dia nak! Dia nggak bakalan sensng kalau kamu seperti ini!" Terang lia dengan mendekap regan ke pelukannya.

"NGGAK REGAN PERCAYA ALUNA MASIH HIDUP! REGAN PERCAYA! REGAN MAU NEMUIN ALUNA! kalo bisa regan bakal susul aluna!"

"REGAN! Tidak semua takdir bisa dilawan!" Ucap papa regan dengan sedikit membentak regan.

"Tapi regan yakin aluna nggak mungkin meninggal" lirih regan dengan mengacak avak rambut nya frustasi.

Ini kesalahan regan, memang penyesalan itu diakhir bukan diawal karena kalau diawal namanya penasaran. Menyesal, kata yang dapat regan rasakan saat ini.








Mohon maaf kalau masih ada typo bertebaran;)

Jangan lupa vote,ok?;)

See you next part;)

REGANALUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang