A/n: Sesungguhnya aku masih baru dalam genre semacam ini, jadi aku benar-benar berharap akan ada masukan dan komentar dari kalian untuk improvisasi cerita ini.
- Azalea -
Setelah acara makan malamnya selesai, Azalea memilih langsung memasuki kamarnya. Gadis itu mengambil buku yang sebelumnya Axle baca.
Azalea melirik kesana kemari memastikan tidak akan ada lagi orang selain dirinya diruangannya itu.
"Vi." Vilayr muncul dari kegelapan kemudian membungkuk.
"Bukankah sudah kubilang untuk bersikap santai saat hanya ada kita?"
"Kamu menemukan sesuatu?" Azalea tersenyum senang dan menunjukkan buku pada sepupunya itu.
"Ada lagi? Kamu terlihat senang, jujur saja." Azalea mengangguk antusias masih dengan senyum ceria terpampang diwajah cantiknya.
"Bisa berikan aku api?" Vilayr mengangguk, tangannya bergerak meminta Azalea berpindah tempat -mendekat.
Keduanya duduk berhadapan, Vilayr melepas sarung tangannya kemudian menjentikkan jari.
"Apa itu menyenangkan?" Vilayr menatap Azalea bertanya, keningnya berkerut.
"Itu." Azalea menunjuk pria itu. "Bisa melakukan sesuatu dengan itu."
"Bukankah kamu juga punya sesuatu yang lebih hebat, Al?"
"Oh ayolah! Itu tidak menyenangkan."
"Apa kita jadi melakukan ini?" tatapan Vilayr mulai bosan. Beradu argumen dengan gadis kecil dihadapannya takkan pernah bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Terkadang dia begitu cerewet seperti ibunya.
"Lakukan."
.
.
.
.
.Roar
Grrrr
Azalea terbangun dari tidurnya begitu suara auman terdengar. Meski dia tidak begitu yakin, gadis itu tau jika dia memiliki kemungkinan untuk bertemu kembali dengan binatang itu.
Azalea beranjak dari ranjangnya. Mata berliannya menelisik ke luar begitu gadis itu sudah mendekat ke jendela. Tangan lentiknya membuka kedua pintu jendela itu.
"Hei." bisiknya berharap binatang yang sempat ia temui sebulan lalu itu bisa mendengar.
Sayangnya, bisikkan Azalea takkan pernah terdengar mengingat dilantai berapa ia sekarang.
(Kamar Azalea berada dilantai 4 kastil, masing-masing lantai memiliki ketinggian 30m. Itu artinya Azalea berjarak 120m dari tanah.)
Azalea yang pada akhirnya menyadari usahanya sia-sia menghela nafas.
"Oh haruskah aku melompat?" gumamnya kemudian menggeleng karena merasa idenya hanya akan membuat tubuhnya hancur.
"Apa yang ingin kamu lakukan?"
"Astaga! Vi!" Azalea mengelus dadanya. Jantungnya terasa akan copot ketika suara berat itu mendadak menggema mengisi kesunyian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azalea
Fanfiction⚠️ DON'T FORGET to Follow, Vote & Comment ⚠️ Azalea Clementine de Navalaurence dihadapkan pada situasi dimana dia harus menyetujui pernikahan kontrak yang ditawarkan oleh Putra Mahkota Kerajaan Karsten, Adrian Axle de Karsten. Azalea yang juga merup...