15. Sebuah Kepercayaan

749 125 25
                                    

A/n: Sesungguhnya aku masih baru dalam genre semacam ini, jadi aku benar-benar berharap akan ada masukan dan komentar dari kalian untuk improvisasi cerita ini.



- Azalea -

Axle yang melihat betapa sulitnya Azalea menyamankan posisi duduknya, lantas bergerak ke sisi dimana bantalnya tergeletak. Pria itu meraih bantal itu kemudian memposisikannya dibelakang punggung Azalea.

Axle sangat sadar ketika jarak mereka begitu dekat setelah apa yang ia lakukan. Namun entah kenapa tubuhnya tak ingin beranjak. Matanya mengamati wajah gadis dihadapannya.

Pria itu terfokus pada satu titik, bibir ranum gadis itu. Axle kemudian melirik kedalam mata berlian Azalea yang bersinar. Gadis itu terlihat canggung.

"Kamu terlalu dekat!" protes gadis itu berusaha mendorong tubuh tegapnya. Axle tak bergeming bahkan niatnya untuk menjauh sedikitpun tak ada.

Axle tak tahu kenapa, tapi tubuhnya seperti tersihir. Pria itu merapatkan dirinya pada Azalea, wajah mereka berhadapan dan hidung mereka bersentuhan.

Tangan Azalea menyentuh pundak pria itu, berusaha mendorongnya sekali lagi namun tangan Axle terlebih dahulu menggenggamnya dan membawa tangan mungil itu melingkari lehernya. Pria itu semakin mempersempit jarak mereka, hanya kurang dari satu senti lagi bibir mereka akan bersentuhan.

Mata Axle menatap dalam mata gadis itu, ia tak lagi membentengi dirinya.

Chu

Bibir keduanya bersentuhan. Azalea tidak mengerti situasi macam apa ini, tapi tubuhnya tak menolak atas perlakuan Axle terhadapnya.

Axle semakin merapatkan tubuh keduanya. Begitu ia melihat Azalea menutup mata berliannya, bibirnya bergerak seakan berusaha mencari kenyamanan untuk keduanya. Tangan kanannya ia gunakan untuk menahan tengkuk Azalea agar tak menjauh, meski sejujurnya posisi itu juga sudah tersudut diranjang besarnya.

Entah kenapa keduanya seperti terhipnotis. Mereka mengikuti insting mereka dan memperdalam ciuman tanpa tahu siapa yang paling menginginkan diri masing-masing atau siapa yang meruntuhkan pertahanan yang mereka buat.

Azalea memukul pelan dada bidang Axle begitu dirasanya ia mulai kehabisan oksigen diparu-paru kecilnya. Axle melepas ciuman mereka dengan tidak rela, namun bibirnya bergerak turun begitu dilihatnya pundak Azalea yang terekspos akibat gaunnya. Pria itu menyesapi aroma tubuh gadis itu, menciumi pundak telanjang gadis itu.

Azalea yang mendapat perlakuan ini berusaha sekeras mungkin menahan erangannya agar tidak keluar dari bibirnya yang terasa membengkak akibat ciuman mereka.

Axle terus menciumi pundak gadis itu, tangannya memeluk erat pinggang Azalea yang terasa melemas. Pria itu kemudian mengangkat wajahnya kembali dari ceruk leher Azalea, pria itu sudah bersiap untuk kembali meraup bibir ranum gadis itu.

"Yang mulia!-" pintu kamarnya terbuka dan memperlihatkan seorang gadis berdiri disana dengan mata terpaku terkejut atas apa yang ia lihat.

Posisi Axle memangku Azalea, dan tangan gadis itu masih mengalung dilehernya. Mata Axle juga nampak berbeda. Dia seperti-

Seperti terbuai oleh sesuatu dan pria itu menikmatinya.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang