23. Berita

733 109 11
                                    

A/n: Sesungguhnya aku masih baru dalam genre semacam ini, jadi aku benar-benar berharap akan ada masukan dan komentar dari kalian untuk improvisasi cerita ini.

- Azalea -

"Bagaimana?" Punggung tegap dengan tubuh ramping itu tak menoleh ke belakang.

Mata kelamnya menatap kearah hutan yang diselimuti cahaya bulan dengan tajam. Tangan lentiknya memegang segelas wine yang terlihat bagaikan darah begitu terkena sinar rembulan. Begitu merah dan pekat.

"Kami berhasil melukainya."

"Bagaimana dengan gadis itu?"

"Dia terjatuh ke jurang."

Senyum itu tersungging lebar di wajahnya. Terlihat begitu puas dengan laporan yang ia terima dan juga kekacauaan yang berhasil disebabkan oleh orang-orangnya.

"Mulai sebarkan berita jika Putera Mahkota terluka. Buat hingga sang raja mendengarnya."

"Baik yang mulia."

Sosok Raven segera menghilang dari ruangan sang ratu bersamaan dengan kepakkan sayapnya.

"Kau lihat saudariku? Bahkan anakmu takkan pernah mendapat apapun." Ratu mengangkat gelas wine nya kearah rembulan kemudian tersenyum mengejek.

"Ini hanya awal untuk penderitaannya." seteleh itu sang ratu langsung meneguk winenya dan tertawa senang.

*****

Yunaia menggeram kesal setibanya ia dirumah. Saat ia baru saja menginjakkan kakinya di rumahnya yang besar itu, ucapan para pelayan tentang Axle yang terluka di acara perburuan benar-benar membuatnya geram.

Siapa yang tega melukai prianya?

Apa orang itu tidak takut pada kematian?

Menyerang seorang pangeran dari kerajaan lain bisa membuatmu dihukum sangat berat, bahkan kepalamu bisa hilang kapan saja.

Meski hatinya cukup marah, tapi dia tak ingin mengesampingkan perasaan senangnya tentang berita bahwa Azalea terjatuh ke jurang.

Hatinya menjerit senang, namun ekspresi wajahnya tetap harus terlihat suram mengingat pria yang begitu ia inginkan juga terluka parah.

"Sial! Apa tidak ada kabar jelas mengenai kondisinya?!" tanya Yunaia memaki para pelayannya.

"Hanya itu yang kami tahu, nona."

Yunaia menggigit ibu jarinya, terlihat seperti orang gelisah yang sedang berpikir.

Orang-orang dari Selatan pasti mengetahui sesuatu, namun dia tak punya kenalan satupun disana.

Bagaimana-

Matanya membelalak, lantas gadis itu segera menegakkan tubuhnya membuat para pelayan terkeJut dengan reaksi yang ditunjukkan oleh putri majikkannya itu.

"Dimana ayahku?"

"Diruang kerja seperti biasa, nona."

Yunaia segera berjalan tergesa begitu sudah mendapat jawaban yang ia inginkan.

Tentu saja. Ayahnya adalah seorang politikus, bagaimana ia bisa melupakan fakta bahwa ayahnya pasti memiliki koneksi dengan orang-orang disana.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang