20. Hari Perburuan (5)

547 117 18
                                    

A/n: Sesungguhnya aku masih baru dalam genre semacam ini, jadi aku benar-benar berharap akan ada masukan dan komentar dari kalian untuk improvisasi cerita ini.

- Azalea -

"Hai!" sapa Azalea dengan senyum manisnya.

Shoot

Bidikkan anak panah itu berganti arah. Dengan senyum yang masih terkembang, gadis itu melompat kearah pemanah. Tubuh mungilnya berhasil mencapai si pemanah bersamaan dengan pedang nya yang ia hunuskan diudara.

Sruk

Azalea memotong anak panah itu menjadi dua bagian dengan sempurna.

Stab

Dugh

Tubuh si pemanah jatuh dari kuda bersama dengan kepalanya yang nyaris putus.

Azalea yang terengah dengan cepat menetralisir diri, dan meraih busur serta anak panahnya. Setelah itu tiga anak panah ditembakkan menuju pembunuh yang menyerang Axle.

 Setelah itu tiga anak panah ditembakkan menuju pembunuh yang menyerang Axle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shoot

Axle yang menyadari posisi Azalea sekarang lantas segera membalikkan posisinya membuat si penyerang membelakangi Azalea yang tengah membidikkan anak panah kearahnya.

Stab

Anak panah menembus tepat diposisi jantung, membuat sang sasaran memuntahkan darah dengan mata yang melotot. Pria itu melihat kearah panah tertembus kemudian menatap mata merah itu tak percaya.

"Bagaimana- uhuk" pria itu jatuh dengan posisi berlutut sebelum tubuhnya benar-benar terkapar ditanah.

"Tidak buruk." Axle membersihkan wajahnya dari darah yang dicipratkan sang musuh.

Azalea tersenyum senang. Tak percaya jika ternyata mereka bisa bekerja sama dengan cukup baik.

"Sekarang, mari kita temukan pemilik aura ini." mata biru berliannya menatap ke atas, berusaha mengamati pergerakan aneh yang mungkin saja diciptakan oleh penggagas penyerangan ini.


Azalea memacu kuda yang ia tunggangi ke arah tempat para pembunuh bayaran itu keluar. Gadis itu mengabaikan rasa takutnya dan terus memacu kudanya lebih dalam. Menjauh dari tempat teramannya bersama Axle.

.
.
.
.
.

Pria berjubah hitam itu tersenyum mendapati gadis yang ia bidik kini menarik umpan yang ia berikan.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang