28. Para Pion Mulai Bergerak

792 104 43
                                    

Setelah berdansa satu lagu dengan Axle di acara pembukaan pesta amal, Azalea memilih berpindah ke balkon istana -berusaha menghirup udara segar. Entah perasaannya saja atau memang keadaannya yang begini, Azalea merasa pesta kali ini lebih menyesakkan. Gadis itu bisa merasakan aura yang lebih berbahaya ketimbang aura racun yang saat itu ditempatkan dikamarnya.

Iya, Azalea memiliki kemampuan untuk mendeteksi aura yang berbahaya seperti itu. Hanya keluarga inti yang mengetahui hal ini, oleh sebab itu Azalea selalu dilatih langsung oleh sang ayah karna tak ada satu orang pun yang boleh tahu mengenai kekuatan putrinya. Itu bisa mengancam nyawa Azalea.

"Apa ada yang mengganggumu?" Azalea terkejut begitu sebuah jubah dengan bulu hangat menyentuh pundaknya. Suara berat itu terdengar tepat ditelinganya, menciptakan sensasi geli karna deru nafas pria itu menyentuh titik rawan tubuh Azalea.

Tak lama setelah jubah itu terpasang rapih, pria itu kini memindahkan posisinya tepat ke sisi kosong disamping Azalea.

"Kamu bisa demam jika terlalu lama disini." Azalea memegang erat jubah hitam milik pria itu kemudian tersenyum memandang pria itu.

"Sepertinya sekarang kamu benar-benar peduli padaku."

Pria itu mengernyit bingung namun tak lama ekspresinya kembali berubah datar. Azalea masib tersenyum melihat itu, gadis itu mendekat kemudian menyelipkan tangannya dibahu Axle dan menyandarkan kepalanya.

"Mereka bergerak." Ucapnya sangat pelan namun masih bisa didengar oleh Axle.

"Apa yang mereka lakukan?"

"Ada banyak aura yang tidak kusukai, itu lebih kuat dari sebelumnya."

"Sepertinya mereka mendekat." Bisik Axle kemudian dengan cepat menarik tangannya dari rangkulan Azalea kemudian memeluk gadis itu dan dalam hitungan detik, kini bibir keduanya sudah menyatu dan saling beradu lumatan.

Axle memeluk tubuh Azalea erat, sementara gadis dalam pelukkannya itu masih berpegangan pada bahu Axle yang tegap.

"Sial." Mereka bisa mendengar suara umpatan kala mereka bercumbu. Tak lama setelahnya suara langkah kaki itu menjauh.

Setelah langkah kaki itu menjauh, Azalea pikir Axle akan segera menjauhkan dirinya, tapi tidak. Ptia itu justru semakin memagut bibir merah mudanya semakin dalam. Kali ini ciuman mereka tak kalah bergairah dibanding dengan saat terakhir kali.

Setelah beberapa menit menikmati bibir masing-masing, akhirnya keduanya mrmilih menyudahinya lantaran mereka merasakan ada banyak mata yang mulai memperhatikan mereka. Axle merangkul tubuh Azalea ke sisinya, kemudian membawa gadis itu kembali masuk aula istana setelah memastikan tak ada riasannya yang menjadi berantakkan.

.
.
.
.
.

Didalam aula, Yunaia menggenggaam gelas anggurnya dengan perasaan benci berkecamuk dihati. Gadis itu kinj terlihat seperti seorang yang hilang akal, tatapannya hanya tertuju pada putra mahkota dan putri mahkota yang baru saja memasuki aula dengan rangkulan tangan kekar putra mahkota membalut tubuh mungil gadis itu protektif. Dia bisa melihat jelas jubah hitam yang sebelumnya dikenakan oleh Axle kini membalut tubuh Azalea, terlihat sekali jika Axle sedang berusaha melindungi gadis itu. Benar-benar membuat Yunaia semakin geram dan geram, terlebih jika dia teringat tentang apa yang barusan ia lihat di balkon istana.

Hhh Yunaia benar-benar marah.

Gadis berambut coklat gelombang itu melangkah maju menuju keduanya berjalan, tangannya meraih gelas amggur yang disediakan di meja hidangan kemudian dengan senyum menghiasi wajahnya dia melangkah semakin pasti menuju kedua pasangan yang kini tengah menjadi pusat pembicaraan para tamu.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang