Azalea

13. Suatu Kenyataan

A/n: Sesungguhnya aku masih baru dalam genre semacam ini, jadi aku benar-benar berharap akan ada masukan dan komentar dari kalian untuk improvisasi cerita ini.

- Azalea -

Vilayr menatap wajah lelap Azalea. Pandangannya menyendu juga hatinya terasa sesak.

Jika yang kalian tahu selama ini Navalaurence hanya memiliki Azalea sebagai pewaris tunggal. Jawaban itu salah. Nyatanya, selama ini keduanya tumbuh bersama tanpa diketahui orang-orang.

Navalaurence secara garis keturunan memiliki dua orang pewaris. Keduanya berhak bertarung untuk dapat menduduki kursi tahta dan berkuasa atas pemerintahan dan keamanan. Tapi karena suatu tragedi, mereka membagi dua sistem pemerintahan meski secara hukum raja masih memegang kendali atas keduanya.

Vilayr dan Azalea memiliki darah Navalaurence yang mengalir di nadi mereka. Hanya saja kedudukan Vilayr lebih rendah dibanding sepupu perempuannya itu. Hal ini yang membuat Navalaurence sepakat untuk merahasiakan identitas sang pewaris tahta hingga Azalea bisa memasuki usia legal.

Sementara Azalea sudah dipastikan sebagai penerus tahta kerajaan dan akan memimpin pemerintahan, Vilayr sudah terpilih memegang kendali atas pertahanan kerajaan. Itu sebabnya saat usia Vilayr menginjak 10 tahun, pangeran kecil itu harus berusaha bertahan di kamp pelatihan demi mengasah kemampuannya sebagai Navalaurence.

Bukan hanya harus merelakan kebebasannya sebagai seorang pangeran dan melepaskan hasratnya untuk memerintah. Vilayr juga harus merubah warna rambutnya dan menyembunyikan jati diri karena tidak ada satu orangpun yang boleh tahu jika dia keturunan asli Navalaurence sebelum Azalea bisa menduduki tahta. Salah satu tekanan berat yang harus ia terima dan pahami disaat usianya masih muda.

Hal ini sama saja seperti Vilayr dipaksa untuk melepas sayap kebebasannya untuk menerima takdir.