Baru Kusadari

923 3 0
                                    

I hung up the phone tonight,

Something happened for the first time, deep inside

It was a rush, what a rush

Cause the possibility that you would ever

Feel the same way about me

It's just too much, just too much

Why do I keep running from the truth

All I ever think about is you

You got me hypnotized, so mesmerized, and I just got to know

Do you ever think, when you're all alone

All that we can be, where this thing can go

Am I crazy or falling in love

Is it really just another crush

Do you catch a breath, when I look at you

Are you holding back, like the way I do

Cause I'm tryin, tryin to walk away

But I know this crush ain't goin away, goin away

[David Archuleta - Crush]

“Ini nggak mungkin, kan?!” aku masih terbaring di atas kasur, seakan tak menyadari kalau jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.00.

“Nggak mungkin kan kalau aku naksir dia?” masih teringat jelas dalam ingatanku betapa aku sangat ingin melihat wajahnya lagi…kemarin. Dan hari ini…masih tetap demikian.

Hal yang seperti ini pernah aku alami -dulu- ketika aku naksir Isa. Oke, itu wajar. Lah, kalau ini? Demi apa coba, aku naksir sama Ogie si kutu kupret itu? Tapi memang tak dapat dipungkiri kalau aku selalu ingin bertemu dengannya, melihat wajahnya, mendengar suaranya, mendengarnya menyebut namaku, menyadari tatapannya yang melihat ke arahku…

Katakan padaku kalau ini bukan perasaan ‘suka’. Bukan, kan? Ah, aku tahu kalian akan menentang pendapatku.

*  *  *

Sepertinya aku memang menyukainya.

Cowok yang bisa membuatku sebal sekaligus senang dalam saat yang bersamaan itu entah sejak kapan sudah menjeratku dalam perangkapnya. Dari sekian banyak cowok yang kutemui, kenapa harus dia?! Kenapa harus dia, ya Tuhan??

Perasaan aneh yang timbul ketika aku teringat padanya, rasa penasaran pada apa yang dia dilakukan, rasa deg-degan yang aku rasakan kemarin-kemarin…mungkin itu memang karena aku menyukainya. Tapi kok aku nggak rela ya, kalau ternyata aku suka sama dia? Apa itu karena cerita masa lalunya yang kurang menyenangkan? Atau karena egoku yang tinggi? Menyatakan perasaan terlebih dulu ke cowok tentu bukan gayaku. Tapi…eh, hellooooo?? Kenapa aku masih terikat pada anggapan kalau menyatakan perasaan terlebih dulu itu adalah tanggung jawab cowok? Wah, korban sinetron nih aku.

Oke Ly, ayo diingat satu-satu. Begini ya, pertama: dia itu sudah menunjukkan niat mau berubah demi aku. Dari mana aku bisa tahu? Dari omongannya di depan bioskop waktu itu.

Cuma Kamu...Titik!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang