Terpisah

1.6K 9 0
                                        

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30 dan Ully belum beranjak dari tempat duduknya itu. Saat itu muncullah Nana bersama Mike tak jauh darinya. “Na! Nana!“ panggilnya, “Na, pulang yuk!”

“Nanti dulu, Ly…please…bentaarrr lagi. Ya? Ya?” Ully tidak enak kalau menolak permintaan Nana, tapi kalau dia menolak dia mau pulang dengan siapa?

“Ya udah, deh…” kemudian Nana menghilang lagi di tengah keramaian, mengikuti Mike.

“Kenapa?” tanya Ogie setelah Ully kembali ke tempat duduk di sampingnya Ogie.

“Itu…Nana belum mau diajak pulang…”

“Kenapa nggak ngajak Isa?”

Oh iya, kenapa aku bisa ngelupain tuh anak!” Ully pun mencari Isa, dan akhirnya…ketemu deh! Tapi Isa lagi ngobrol dengan Gina, gimana dong? Pas Ully balik ke tempatnya Ogie, Ogie malah menyuruh Ully nekat ngomong ke Isa, “Udah, jangan pedulikan Gina!” dan dengan keberanian yang dia punya, Ully mendekati Isa. “Sa…pulang sekarang yuk!”

“Bentar lagi deh, Ly…aku kan lagi ngobrol sama Gina, masa terus buru-buru pulang sih…” jawab Isa. Gina pun menatap Ully tanpa berbicara sedikit pun. Karena sebal, Ully langsung balik ke tempat duduknya lagi.

                                                  * * *

“Pasanganmu ya, Sa?” tanya Gina ke Isa, setelah Ully menjauh.

“Iya.”

“Pacarmu?”

“Bu…bukan.”

“Syukurlah…”

“Apa?”

“Jadi aku nggak perlu khawatir kalau dia marah, toh dia bukan pacarmu. Terus, dia siapamu dong?”

“Temen…temen SMP”

“Namanya siapa?”

“Jullya, panggilanya Ully.”

Eh, bukannya itu Kristo? Bosen gue ngeliat mukanya…” gumam Gina dalam hati saat tahu siapa yang dihampiri Ully. “Ehm…bukannya yang ngobrol sama dia itu Kristo?” kata Gina sambil menunjuk ke arah Ully. Saat itu barulah Isa melayangkan pandangannya ke Ully.

                                                  * * *

“Gimana?” tanya Ogie.

Ully menggelengkan kepala. “Sia-sia aja…”

“Ehm…gimana kalau aku aja yang nganterin kamu pulang?”

“Apa?”

“Aku anterin kamu sampe rumah, gimana?”

“Ng...gak usah deh, malah ngrepotin.”

“Nggak apa-apa, kamu kan temennya sepupuku, nyantai aja lagi.”

“Ya, ya…ya boleh sih. Tapi aku harus ngasih tahu temenku tadi.”

“SMS aja.”

“Tapi aku nggak bawa HP.” balas Ully cepat-cepat.

“Tapi dia bawa HP, kan?” Ully mengangguk, “Kalau gitu pake HPku aja nih.” katanya sambil menyerahkan hpnya, “Aku tinggal ke belakang dulu ya.”

Tak lama setelah Ogie keluar, seorang cewek menghampirinya, “Hai! Kenalin namaku Vanya Aghasti. Kamu boleh panggil aku Anya, Vanya, Vania, Aga, Asti, atau apalah…terserah.” katanya kemudian sambil mengajak berjabatan tangan.

Cuma Kamu...Titik!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang