Awalnya Ully tidak percaya kalau Ogie benar-benar menjauhinya. Tapi inilah kenyataannya. Meski terasa pahit, tapi ini memang kenyataan. Dan Ully benci dengan kenyataan ini.
Setiap kali Ully mencoba menghubungi Ogie, pasti tidak pernah dijawabnya. Kadang panggilannya ditolak, SMS juga tidak pernah dibalas. Pernah waktu itu Ully mencoba menghubungi Ogie dengan menggunakan nomer lain, tapi begitu Ogie tahu kalau itu Ully dia langsung menutup teleponnya. Ully semakin kaget dengan sikap Ogie. Apa ini berarti Ogie…benar-benar mencampakkannya?
“Setelah apa yang kita lalui sampai selama ini, suka duka dan janji-janji yang kamu ucapkan untukku, kamu pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas. Bahkan kamu menjodohkanku dengan Isa. Maksudnya apa?! Apa kamu sengaja mempermainkanku? Setelah berhasil membuatku menyukaimu lantas kamu bisa seenaknya ‘membuang’ku begitu saja…begitu?? Apakah yang selama ini aku alami itu cuma ilusi? Sekedar permainan untuk mengusir kebosananmu? Setelah membuatku tidak lagi menyukai Isa, sekarang kamu ‘mengembalikan’ku pada Isa. Memangnya kamu pikir aku ini barang? Dari semua jenis manusia di dunia ini, jenis seperti kamulah yang paling aku benci.”
* * *
“Kamu yakin sudah mau pulang? Nggak kecepetan?” tanya mama pada Ully.
Ully yang sedang bersiap-siap untuk pulang dari RS pun hanya menjawab santai. “Ngapain juga di sini lama-lama, Ma. Kalau cuma istirahat, kan di rumah juga bisa.”
“Tapi di sini kan ada dokter sama suster, kamu bisa dapat perawatan 24 jam.” Mama masih mencemaskan keputusan Ully yang hanya mau menginap di RS selama 2 malam.
“Tapi kondisiku udah baikan, Ma. Nggak ada lagi yang perlu diawasi sama dokter, kan?” Ully mencoba meyakinkan mamanya. “Aku janji bakal istirahat penuh di rumah. Mama nggak usah khawatir. Tadi mama dengar sendiri kan, dokter bilang aku sudah boleh pulang. Kasihan juga kalau mama sama ayah harus nungguin aku terus di rumah sakit, repot. Kalau di rumah kan lebih gampang, nggak perlu bolak-balik ke sini.” Kali ini Ully menambahkan senyum di akhir kata-katanya supaya mama percaya padanya.
Alasan Ully tak sepenuhnya benar. Sebenarnya sebagian besar karena dia stres gara-gara Ogie, ditambah lagi suasana di rumah sakit yang membuatnya tambah frustasi. Sudah jadi rahasia umum kalau orang sakit yang menginap di rumah sakit terlalu lama, penyakitnya justru akan menjadi tambah parah. Penyebabnya tak lain adalah status ‘rumah sakit’ itu sendiri. Percaya atau tidak, faktor utama yang mempengaruhi kesehatan pasien adalah ketenangan batin. Salah satunya bisa diperoleh dari tempat favorit pasien yang kebanyakan adalah rumah mereka sendiri.
Ully masih memikirkan Ogie, dia menganggap Ogie cuma ngambek saja padanya. Mungkin waktu itu Ogie tak sengaja melihatnya berduaan saja dengan Isa, sewaktu Isa menjenguknya. Tapi please deh, masa cuma karena itu terus Ogie tega memperlakukannya seperti ini?
“Oh, mungkin karena dia lagi ujian kali ya? Tadi Lina bilang di sekolahnya Ogie tuh sekarang lagi ujian akhir semester. Mungkin saja Ogie lagi fokus belajar buat ujian, makanya nggak sempat menghubungiku. Nilai MIDnya kemarin kan pas banget di standar kelulusan mata pelajaran, gara-gara dia dirawat di rumah sakit dan nggak masuk sekolah selama seminggu. Lagipula Ogie pernah bilang kalau di ujian semester ini dia harus berusaha dapat nilai bagus, kalau nggak nilainya bisa jatuh semua. Ah iya, bener. Aku nggak seharusnya berprasangka buruk sama dia. Hehe."
Ully merasa malu pada dirinya sendiri karena telah bersikap posesif pada Ogie. Bagaimanapun, mereka kan masih sekolah, sudah seharusnya mereka menomorsatukan pendidikan.
“Ya Tuhan, apa yang aku lakukan? Dia pasti tambah marah karena aku terus menganggunya. Hmm…kalau begitu aku sms dia aja deh buat minta maaf. Tapi gimana kalau ternyata smsku juga mengganggunya belajar? Ah begini saja, sekarang aku sms dia, minta maaf soal yang kemarin. Terus aku janji nggak akan mengganggunya lagi sampai ujiannya selesai. Iya, gitu aja. Hehe.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Cuma Kamu...Titik!
أدب المراهقينUlly, cewek yang baru masuk SMA, bertemu dengan cowok yang sama sekali tidak dia perhitungkan sebelumnya, karena dia sudah punya perasaan lebih dulu pada teman dekatnya sejak SMP. Siapakah yang akhirnya akan Ully pilih? Dan bisakah dia memilihnya? A...