"Terima kasih sudah mengantarku, Sai." Sakura keluar dari mobil dan memandang sahabatnya.
Dia merasa lega setelah berbicara dengan Sai. Sahabatnya yang satu ini sangat pintar menenangkan dirinya. Sayang sekali, Ino tidak ada disini.
"Jangan cengeng lagi, Jelek." ledek Sai membuat Sakura merengutkan wajahnya.
"Aku tidak jelek, mayat bodoh!"
Sai terkekeh lalu memeluk gadis musim semi itu. "Jika ada yang menyakitimu katakan padaku. Aku akan menghajarnya."
Sakura mengulum bibirnya, tersenyum. "Aku baik-baik saja."
"Kalau begitu masuklah. Disini dingin, kau bisa kedinginan." ujar Sai mengelus surai softpink Sakura lembut. "Aku akan pulang. Hubungi aku jika ada sesuatu."
Sakura tersenyum ketika mobil yang dikendarai Sai berjalan menjauh. Rasanya sudah lama sekali ia tidak bermanja manja dengan sahabatnya.
Membuka pintu rumahnya, Sakura langsung berlari saat melihat Kuro dan langsung melompat memeluknya membuat Kuro terkejut mendapatkan serangan mendadak.
"Tadaima, Kuro-kun."
"Okaeri, Sakura-chan." Kuro tidak bisa menahan senyum lebarnya.
"Sakura, kau kah itu?"
Menolehkan kepalanya, Sakura terkejut melihat siapa yang ada di depannya. Seorang pria berambut perak yang kini berdiri dengan senyumannya.
"Toneri?!"
🌼🌼🌼🌼🌼
"Sakura, kita perlu berbicara." Sakura memutarkan kedua bola matanya bosan. Selalu seperti ini.
Sakura melangkahkan kakinya menuju kamarnya dengan diikuti Toneri dari belakang. Pria itu masih keras kepala.
"Aku mohon dengarkan aku sekali ini saja." Toneri mencekal pergelangan tangannya saat Sakura mencoba membuka pintu kamarnya.
Sakura menolehkan kepalanya malas.
"Aku tidak memiliki urusan denganmu lagi." Sinis Sakura menepis tangan Toneri.
Toneri masih mengikuti langkah Sakura memasuki kamar gadis itu. Ia menutup pintu kamar Sakura dengan kakinya.
"Aku tau aku bersalah, Sakura. Karena itu aku berjanji akan berubah untukmu!"
"Kau bilang akan berubah? Kau membuatku ingin tertawa sekarang juga." Sakura tersenyum miring membuat Toneri bungkam seketika.
"Beribu kali kau mengucapkannya, Toneri. Aku tidak bisa mempercayaimu lagi." lanjut Sakura.
"Maafkan aku." Toneri memeluk erat tubuh kekasihnya dari belakang karena sekarang gadisnya sedang berdiri dihadapan kaca, ingin melepas aksesoris di tubuhnya.
"Aku tau aku benar benar mengacaukan semuanya. Aku bersumpah kemarin adalah yang terakhir kali aku lakukan. Aku mohon, Sakura. Aku mencintaimu."
Sakura meraih tangan Toneri lalu melepaskan dirinya dari pelukan itu. Ditatapnya mata kekasihnya yang sudah bersama dengannya selama empat tahun itu.
"Tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaikinya lagi." Mata Sakura menatap datar saat melihat Toneri memohon dengan wajah yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
"Jangan lepaskan aku."
"Menurutmu menyenangkan? Kau bermain main di luar sana sedangkan aku sendirian disini." Sakura mendorong tubuh Toneri dengan telunjuk jarinya.
"Jika kau ingin mencintaiku, lakukanlah dengan benar, sialan!"
Sakura membalikkan tubuhnya ingin menjauhi namun sia-sia karena sekarang Toneri menarik tubuh Sakura, mendekapnya dengan erat seakan takut kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU
Romance"Aku melihatmu dan kau sempurna jadi aku jatuh cinta padamu." Sasuke menarik bibirnya sebentar kemudian mencium Sakura lagi. "Tapi kemudian aku melihat kalau kau tidak sempurna dan aku makin mencintaimu." Sasuke berseru pelan. Sakura menarik nafas...