10.

2.2K 153 7
                                    

Seorang gadis cantik duduk di bangku taman rumah sakit dengan sebuah peralatan lukis di tangannya. Angin berhembus pelan menerbangkan beberapa helai rambutnya.

"Sakura." suara Rasa yang berat membuatnya menghentikan kegiatannya.

"Aku tau ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakannya tapi kau tidak boleh lagi berdekatan dengan keturunan Uchiha itu. Aku tidak ingin kehilanganmu." Sakura hanya terdiam membiarkan pamannya berbicara. "Sudah cukup aku kehilangan ibumu. "

"Aku rasa kau tahu apa yang terjadi dengan ibumu waktu itu. Jika sampai kejadian itu terulang lagi, aku akan menyalahkan diriku seumur hidup karena tidak bisa menjagamu."

"Tapi kenapa mereka melakukannya?" Matanya berkaca-kaca saat membahas tentang ibunya.

"Mereka ingin menyingkirkan ibumu. Karena itu aku mohon, jangan membahayakan dirimu sendiri." Rasa menatap Sakura dengan tatapan memohon. Sebelumnya Sakura tidak pernah melihat pamannya memohon seperti ini.

"Maaf, Jii-chan. Aku tidak ingin ibuku diperlakukan tidak adil." Sakura meraih telapak tangan pamannya lalu menggenggamnya. "Cukup lindungi saja aku dari belakang."

Rasa menghela napas berat. Dia sudah tahu Sakura akan menolaknya, gadis ini memiliki watak yang sama dengan ibu mereka. Keras kepala.

"Sebagai gantinya kau harus pakai ini." Rasa memberikan Sakura sebuah kalung berlian yang sangat cantik namun Sakura tahu bahwa di kalung itu ada pelacak yang dipasang pamannya.

"Jika kau merasakan ada yang aneh tekan bagian berlian ini. Aku akan segera melindungimu."

"Tidak akan ada yang aneh karena ada Kuro-kun yang akan menjagaku." ucap Sakura bersamaan dengan Kuro yang datang dari belakang.

"Dia tidak bisa menjaga dua orang sekaligus."

"Kurasa anda salah paham. Sejak awal aku hanya ditugaskan untuk menjaga Sakura." Jelas Kuro pada Rasa membuat Sakura tidak bisa berhenti tersenyum.

Dengan begitu pamannya tidak akan mempunyai alasan lagi.

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik." Dan senyuman Sakura semakin lebar mendengarnya.

                         🌼🌼🌼🌼🌼

"Jadi, ada yang ingin kau sampaikan?" Tanya Sakura setelah kepergian pamannya.

"Sebenarnya..." Sebenarnya Kuro masih bingung, ia harus memberitahu pada Sakura tentang Ino atau tidak. "...tidak ada. Tidak ada yang perlu ku laporkan."

Sakura memicingkan matanya, matanya menatap tidak percaya pada Kuro.

"Oh ayolah. Kau tidak percaya padaku?" Kuro berusaha meyakinkan Sakura.

"Baiklah, kalau begitu."

"Aku hanya kecewa karena kau menyembunyikan tentang kesehatanmu dariku." Kuro duduk di samping Sakura seraya memandang punggung Rasa yang semakin jauh.

"Obat itu hanyalah obat penenang."

"Ya, berkat obat itu lah kau hampir terkena serangan jantung." desis Kuro.

"Wah, ada apa ini?" Tanya Sakura meletakkan kuasnya lalu menatap Kuro dengan tatapan jahil. "Kau mengkhawatirkanku?"

"A-aku khawatir... Itu karena kau.. Jika tidak ada kau, aku tidak bisa menjahilimu lagi! Dan juga gaji! Tentu saja karena gaji." jawab Kuro gelagapan, tidak ingin menatap mata Sakura.

Sakura menahan tawanya yang hampir meledak karena tingkah Kuro yang konyol baginya.

"Jangan ketawa!"

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang