22.

1.2K 124 13
                                    

Sasuke dan Hotaru sudah sampai di depan rumah Hotaru. Selama perjalanan mereka hanya diam dan tidak berbicara satu sama lain. Sasuke marah pada Hotaru karena membela Indra, marah pada Indra karena menyentuh Sakura dan ia juga marah pada Sakura yang hanya diam seperti itu.

"Sasuke-kun, kau marah padaku?" Tanya Hotaru pada Sasuke sedangkan Sasuke tertawa menghina.

"Kau masih menanyakan hal itu? Kemana otak cerdasmu, Hotaru?"

Hotaru menghela nafasnya. "Aku hanya membantumu agar tidak mencampuri urusan mereka. Aku tahu kau dan Sakura adalah teman dekat tapi kau membuatnya berada dalam situasi yang sulit."

Sasuke mendengus mendengarnya.

"Jika aku membelamu saat itu, kau hanya akan mendapatkan masalah." Sasuke memutar bola matanya. "Dan juga Sakura kan hanya temanmu. Kenapa kau berlebihan sekali?"

Sasuke membuka pintu mobilnya. "Keluar."

Hotaru menatapnya tidak percaya. "Kau mengusirku? Hanya karena aku menyinggung Sakura?"

Sasuke mengangkat tangannya menyuruh Hotaru berhenti. "Sekadar informasi, Sakura adalah kekasihku dan kau mengatakan aku berlebihan terhadap kekasihku sendiri? Keluar dari mobilku sekarang juga."

"Kau tidak bisa melakukan ini!" Seru Hotaru marah. "Kita akan segera dijodohkan, Sasuke-kun! Kau tidak boleh bersamanya."

Rasanya telinga Sasuke berdengung mendengar suara Hotaru.

"Kalau begitu kau harus membatalkannya." Sasuke mendorong Hotaru keluar dan menutup mobilnya kembali sedangkan Hotaru mengepalkan tangannya marah.

"Dasar Sasuke itu seenaknya saja!" Seru Hotaru berjalan memasuki rumahnya dengan kesal. "Lagipula kenapa dia harus mengantarku ke rumah Otou-san?"

Tanpa sadar Hotaru menghembuskan nafasnya terlewat panjang hingga menarik perhatian dua orang yang sedang melakukan kegiatan panas mereka.

"Hari yang berat, anak tiriku?"

Hotaru melirik datar pada wanita yang sedang duduk di pangkuan ayahnya dengan tidak tahu malunya. Matanya memicing melihat ketidakpedulian sang ayah dengan kehadirannya.

"Dasar pelacur." Desisnya lalu melenggang pergi.

"Berhenti."

Langkah Hotaru yang ingin segera pergi dari sana mendadak berhenti, matanya melirik tajam pada wanita yang tersenyum padanya itu.

"Ulangi apa yang kau katakan padanya."Seru Zabuza seraya mulai beranjak dari sana.

"Wanita pelacur, jalang, tidak tahu diri, perebut-"

PLAK

"Berani-beraninya kau berbicara seperti itu pada ibumu!" Teriakan dan pandangan marah Zabuza diberikan pada Hotaru.

"DIA BUKAN IBUKU!" Teriak suara itu bergetar.

Gadis bersurai pirang panjang itu, mundur ke belakang. Tangan di kedua sisi tubuhnya lagi-lagi bergetar. "Dia merebutmu dari ibuku." Cicitnya.

"Dan kau mengabaikan ibuku bahkan saat dia sekarat."

"Hentikan." Desis Zabuza dengan nada mengancam.

Hotaru menggeleng, dengan cairan yang telah membasahi pipinya. Dia mendongak, menatap sang ayah yang ia rindukan beberapa tahun ini.

"Kau membunuh ibuku."

Cicitan Hotaru membuat Zabuza tidak sanggup lagi menahan amarahnya. "Sialan! Katakan sekali lagi!"

Bibir Hotaru bergetar, ia memanggil sang ayah namun tiada yang keluar dari bibirnya melainkan hanya napas tersendat-sendat.

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang