16.

1.7K 139 10
                                    

Haruno Sakura, gadis kesayangan keluarga Haruno itu mengetuk-ngetuk jarinya diatas meja dengan gelisah. Bahkan beberapa dokumen yang harus dibaca pun diabaikannya.

"Lihatlah sekarang kau berperilaku layaknya gadis remaja yang sedang jatuh cinta." Kuro berucap seperti itu setelah melihat Sakura duduk dengan gelisah.

Ketukan jarinya terhenti, Sakura menoleh pada Kuro. "Menurutmu dia sudah melihat beritanya atau belum?"

"Mustahil dia tidak melihatnya. Berita tentangmu ada di semua tayangan tv bahkan media sosial."

Sakura membenarkan perkataan Kuro dalam pikirannya. Mustahil Sasuke tidak mengetahui tentang pertunangannya dan Toneri.

Sakura menghela napas berat. "Aku rasanya tidak tega menyakiti pria seperti Sasuke. Ini seperti aku mencampakkannya begitu saja."

"Mau bagaimana pun kau memang mencampakkannya. Itu adalah keputusan yang tepat untuk mendapatkan dukungan dari Indra."

Memang dia membutuhkan Ootsutsuki Indra untuk membangun perusahaan neneknya kembali. Mendiang neneknya adalah anak tunggal dari keluarga Akasuna, dan ia meninggalkan perusahaannya pada salah satu cucunya, Sakura. Namun perusahaan itu tidak berjalan dengan baik dan jika ia tidak mendapatkan Indra, Sakura tidak yakin bisa menjalankan rencananya dengan lancar atau tidak.

Perusahaan Ootsutsuki tentu saja tidak akan membuat Sakura ragu, namun ini sama saja dengan mencari masalah jika Indra tahu tentang hubungannya dengan Toneri. Sakura mengambil resiko yang besar.

Kuro bangkit seraya membenarkan pakaiannya. "Meskipun sulit kau tidak bisa mengubah apapun lagi. Semuanya sudah terjadi."

"Aku tahu."

Kuro tersenyum dan mengangguk. "Kalau begitu ku tinggal dulu." Ia mengedipkan sebelah matanya. "Aku ada janji kencan."

"Jangan pulang larut malam."

"Aku tidak bisa janji." Kuro melambaikan tangannya. "Sampai jumpa dirumah."

"Awas hati-hati, jangan sampai kau dicampakkan lagi."

Kuro tiba-tiba berhenti dan batuk, tersedak air liurnya sendiri. Sakura tertawa melihat reaksi Kuro.

"Dasar. Seharusnya kau melupakannya. " gumamnya kesal sama sekali tidak menoleh ke belakang.

Sakura kembali menghela napas. "Padahal aku baru saja datang tapi kenapa sudah banyak dokumen di sini." gumamnya sambil mengambil satu dokumen itu dan membacanya.

Baru 5 menit Sakura mengerjakannya namun ia sudah menenggelamkan kepalanya dalam lipatan tangan di atas meja. Baru satu hari, ia tidak bertemu dengan Sasuke namun sepertinya efek yang diberikan pria itu sangat besar.

Ia tertawa miris. "Ini terlalu sulit."

Tok Tok

Dengan segera Sakura menegakkan badannya dan membenarkan surainya yang berantakan. "Masuk."

"Sibuk dengan perusahaan baru eh, sepupu?"

Pergerakan tangannya terhenti. Ia mendongak dan mendapati ketiga saudaranya masuk dan berdiri di depan Sakura dengan wajah tidak bersahabat.

"Hai brother." Sapa Sakura dengan gugup.

"Kita perlu bicara." Sasori melangkah mendekati Sakura yang sedang susah payah menelan air ludahnya sendiri.  "Tentang pertunangan dan perusahaan ini."

                      🌼🌼🌼🌼🌼

Pesta pertunangan Toneri dan Sakura diadakan di ballroom hotel bintang lima dan dihadiri banyak orang penting, mengingat ini adalah pertunangan salah satu putra Ootsutsuki. Dekorasinya yang mewah membuat semua orang berdecak kagum melihat betapa indahnya suasana pesta itu.

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang