15.

1.6K 147 4
                                    

Kenma tidak bisa menyangkal bahwa ia merasa risau beberapa hari ini. Sungguh, dia sudah melupakan kejadian itu. Setiap kali Kenma menutup mata, bayangan Hotaru yang sedang mendesah di bawahnya kembali muncul.

Berkali kali ia menutup wajahnya menahan malu karena tindakannya yang mencium wanita itu sembarangan.

"Sebenarnya apa yang terjadi denganku?" gumamnya sendirian.

Hotaru membuatnya marah karena godaan wanita itu yang sangat terasa baginya. Terasa nikmat.

Kenma menyeringai memikirkannya. Dalam hati ia terkekeh karena mengetahui bahwa otaknya sangat mesum. Hanya butuh satu hari dan satu kali melakukannya. Kenma yakin bahwa ia tidak akan cukup satu kali saat perasaan ini dimulai.

"Sial, aku ketagihan."

"Ketagihan apa? Seks?" Celutuk Kuro.

Karena sibuk memikirkan wanita pirang itu Kenma sampai tidak sadar jika Kuro berada di hadapannya. Entah sejak kapan kepala ayam itu memasuki kamarnya.

"Sejak kapan kau masuk ke dalam kamarku?"

"Sejak kau menutup wajahmu yang memerah malu seperti pantat babon." Kenma ingin mencekiknya sekarang juga.

Harus ia akui Kuro adalah orang yang menyebalkan.

"Jangan menatapku seakan akan aku orang yang menyebalkan."

See? Dia memang menyebalkan.

"Kau tidak bersama Sakura-chan?" Kenma kembali ke arah Kuro. "Tidak, dia pergi bersama Toneri. "

Kenma kembali menghela napas. "Aku selalu ditinggalkan sendirian disini. Betapa teganya." gumamnya sambil memasukkan red velvet cake ke dalam mulutnya.

Kuro tertawa melihat keadaan Kenma yang sedang meratapi nasibnya. "Kau harus segera mencari kekasih."

Mendengar kata kekasih, Kenma mengulum senyumnya membuat Kuro menatapnya aneh. Tidak biasanya dia tersenyum senang seperti itu?

Kenma menatapnya dengan senyum yang dikulum. "Kau pasti akan iri jika aku mengatakannya."

Kuro memutar bola matanya.

Kenma menyeringai. "Aku memiliki kekasih." ucapnya santai.

Kuro yang sedari tadi mengira jika akan ada yang wow, mendesah kecewa. "Lalu? Apa hanya itu yang ingin kau pamerkan? Dasar gila." ucap Kuro kesal.

"Hotaru yang menjadi kekasihku."

"Oh..."

"Wait, What?!"

                         🌼🌼🌼🌼🌼

"Jadi, kau sering kesini?" tanya Sakura disela menikmati makanannya.

Toneri membawanya ke restoran yang tidak terlalu mewah tapi terasa nyaman dan menyajikan makanan yang enak.

Toneri mengangguk. Ia memiliki selera makanan yang cukup bagus, pria itu tidak terlalu mementingkan tempat yang ia duduki saat ini mewah atau tidak, karena yang terpenting adalah kualitas makanannya.

"Makanan mereka enak."

"Aku cukup suka dengan makanannya." Komentar Sakura.

"Kau harus menyukainya. Mereka memasak steik dengan sempurna."

"Jadi, bagaimana harimu?" tanya Sakura. Ia tidak makan banyak, karena sejujurnya sebelum Toneri menjemputnya, Sakura sudah banyak makan masakan Kuro.

"Sangat baik sebelum seseorang menghancurkannya." Ujar Toneri mengambil gelas winenya. "Bagaimana denganmu?"

Sakura tersenyum. "Seperti dirimu, sangat baik."  'sebelum kau menghancurkannya.' sambungnya dalam hati.

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang