12.

1.9K 152 8
                                    

Hotaru membuka matanya ketika merasakan hawa dingin menusuk kulit telanjangnya. Dan ketika dirinya membuka matanya, Hotaru tidak menemukan Kenma di sampingnya.

Hotaru tersenyum getir. Mana mungkin pria itu masih berada di sisinya, rasanya mustahil Kenma akan bersikap baik dengannya setelah ini.

"Apa yang aku harapkan?"

Tiba-tiba saja ia melihat kertas di bawah cangkir minuman yang berada di atas meja, Hotaru meraih kertas itu dan membacanya. Sedetik kemudian ia meremas kertas itu.

"Bodohnya aku." gumamnya seraya tertawa miris saat menyadari apa yang telah ia lakukan.

'Aku terpaksa meninggalkanmu karena tidak bisa lama-lama meninggalkan Sakura. Maaf, aku melewati batas. Anggap saja kita tidak melakukan apa pun hari ini.'

                        🌼🌼🌼🌼🌼

Sai memasuki ruang rawat Sakura dengan membawa sebuket bunga mawar putih. Pemuda itu tersenyum dan mengelus lembut surai merah muda itu.

"Bagaimana denganmu? Sudah merasa membaik?"

Sakura menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, ada Sasuke-kun yang menjagaku." Sai melunturkan senyumannya mendengar nama keturunan Uchiha itu.

"Kau merusak moodku dengan nama ayam itu."

"Mana dia? Kenapa dia meninggalkanmu disini? Kalau kau kenapa-kenapa bagaimana? Dasar Uchiha brengsek itu." Makinya dengan tuduhan-tuduhan yang terucap begitu saja dari bibirnya.

Sakura terkekeh melihat Sai yang baru saja datang dan sudah emosi.

"Aku disini." Seru Sasuke keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah.

"Kenapa Uchiha brengsek itu masih ada disini, Sakura-chan?" tanyanya santai tanpa takut menyinggung objek pembicaraan.

"Kau tanyakan saja pada Uchiha brengsek itu." ucap Sakura tertawa pelan mengabaikan tatapan tajam Sasuke.

Sai memalingkan wajahnya. "Aku tidak mau berbicara dengan kepala ayam yang aneh."

Sasuke mendengus remeh. "Dasar mayat tidak tahu diri."

Sai mengabaikan ejekan Sasuke padanya.

"Sebenarnya aku ingin membelikanmu eskrim kesukaanmu tapi kau masih sakit. " Sai mengangkat bahunya. "Jadi, apa boleh buat. "

"Aku tahu kau pelit, Sai. " Sakura mengerucutkan bibirnya.

"Aku tidak pelit tapi menghemat, Sakura. "

"Untuk apa? Menikahi Ino lagi?" canda Sakura namun sedetik kemudian ia terdiam karena melihat air muka Sai yang berubah.

Sakura menatap Sasuke yang sedang mengeringkan rambutnya. "Sasuke-kun, bisakah kau meninggalkan kami sebentar?"

Sasuke mengerutkan dahinya tidak suka.

"Aku mohon."

Sasuke tidak menjawab namun ketika melihat sorot penuh permohonan itu membuatnya menganggukkan kepala. Ia kemudian melangkah kakinya keluar dari ruang rawat Sakura.

"Jangan macam-macam dengan Sakura." ucapnya memperingati Sai sebelum menutup pintu.

Sai mendengus. "Dia benar-benar patuh padamu."

Sakura menatap Sai dengan wajah sendu membuat Sai yang ditatap begitu tertawa pelan.

"Jangan menatapku seperti itu."

Sakura bisa menangkap raut sedih di mata Sai walaupun pria itu masih mempertahankan senyumannya.

"Apa kau sudah bertemu dengan Ino?"

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang