21.

1.3K 111 24
                                    

"Jadi kau ingin mengatakan bahwa pria itu bukan pembunuh ibuku?" Sakura bertanya tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

Kuro mengangguk.

"Atas dasar apa kau menyimpulkannya?" Sakura memijit kepalanya pusing. Rasanya kepalanya bisa meledak kapan saja.

Kuro tersenyum canggung. "Tatonya."

"Tato?"

"Tato di lehernya sekilas terlihat mirip namun sesungguhnya berbeda." Kuro menyerahkan gambar perbedaan tato tersebut. "Seharusnya tato ular itu melingkar pada sebuah apel kecil."

"Mungkin saja ia memodifikasinya."

Kuro menggelengkan kepalanya. "Tatonya sulit ditiru, Sakura-chan. Dan juga dia terlalu muda untuk menjadi tersangka. Umurnya sama denganku."

Yah, tidak mungkin manusia tidak menua kan?

"Lalu dia siapa? Siapa yang mengirimnya?" Kuro sudah menduga Sakura akan bereaksi seperti ini. Karena itu ia sudah menyiapkan sesuatu.

"Aku tahu siapa yang bisa membantumu." Ucap Kuro menarik perhatian Sakura. "Dia adalah salah satu polisi bagian kejahatan. Nara Shikamaru."

"Kupikir kita sepakat untuk tidak berurusan dengan polisi, Kuro-kun."

"Dia berbeda. Setidaknya kau harus mencoba menemuinya."

Sakura menghela nafasnya.

"Apa aku punya urusan penting hari ini?" Sakura bertanya.

Kuro menggeleng. "Tidak ada kecuali kau ingin berkencan bersama Uchiha." Kuro berseru dengan tatapan jahilnya.

Sakura bersemu merah. Ia lalu melemparkan beberapa dokumen pada Kuro.

"Pekerjaan lagi?"

Sakura berjalan keluar dari ruangannya. "Cocokkan dengan semua daftar tersangka, dan cari semua kelemahan tersangka yang memiliki catatan kriminal." Seru Sakura diikuti Kuro di belakangnya.

"Ambil DNA dari semua tersangka, apa saja yang bisa dibandingkan." Lanjut Sakura.

Pain yang melihat Sakura keluar dari ruangannya bergegas mengikuti bosnya.

"Temukan mereka sampai dapat bahkan jika harus ke lubang cacing sekalipun." Ucap Sakura dengan nada suara datarnya.

"Baiklah."

"Dan kau Pain?" Sakura membalikkan tubuhnya menghadap sekretarisnya.

"Ya, Haruno-sama."

Sakura memberikan sebuah amplop coklat pada Pain. "Kau cari sampel DNA dari orang-orang ini."

"Tapi Haruno-sama, kita akan kewalahan jika memeriksa semuanya." Jawab Pain dan Sakura mulai menampilkan hawa tidak enak. "Maksudku adalah pihak rumah sakit tidak akan mau bekerjasama karena ini ilegal..."

Tampaknya Pain salah berbicara, karena saat ini wajah Sakura tampak datar tidak seperti biasanya.

"Dasar berisik." Ucap Sakura ketus.

"Aku menggajimu tinggi untuk apa? Apa kau lupa dengan siapa kau bekerja?" Sinis Sakura sedangkan Kuro memainkan patung gajah yang berada di resepsionis, berpura-pura tidak peduli.

"Rumah sakit?" Sakura mendengus. "Tentu saja mereka tidak mau bekerjasama. Tapi memangnya kenapa?"

Pain menundukkan kepalanya karena saat ini Sakura menatapnya dengan tatapan marah.

"Kau mau menghentikanku hanya karena itu?" Bentak Sakura membuat beberapa karyawan mengalihkan pandangan ke arah mereka. "Kenapa kau tidak menggunakan alasan itu untuk berhenti dari sini?"

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang