"Selamat siang, Shimura-san." sapa salah satu barista saat melihat Sai yang baru saja datang.
Sai menganggukkan kepalanya seraya tersenyum.
Ia meletakkan jaketnya lalu memakai apron hitam yang tergantung di dinding. Sai mengambil kertas pesanan lalu mulai meracik kopi. Tidak butuh waktu lama bagi Sai untuk meracik kopi karena ia sudah terbiasa melakukannya.
Sai menyipitkan matanya saat tidak sengaja melihat sosok wanita berambut pirang sedang duduk di meja dengan laptopnya.
"Biarkan saya yang mengantarkan pesanannya, Shimura-san." Pegawainya menjulurkan tangannya, ingin meraih nampan di tangan Sai namun sang majikan tidak kunjung melepaskannya.
"Shimura-san?"
"Biarkan aku saja, ada sesuatu yang ingin ku pastikan." Ujar Sai tersenyum aneh.
Entah kenapa kali ini Sai sangat penasaran dengan wanita itu, dari postur tubuhnya mengingatkan Sai pada seseorang, seseorang dari masa lalunya.
Karena itu sekarang ia menghampiri wanita itu hanya untuk memastikan apakah wanita itu adalah seseorang dari masa lalunya atau bukan.
"Selamat menikmati pesanan anda, nona." ucapnya.
Waktu seakan berhenti saat wanita itu mengalihkan pandangan matanya dari laptop dan melihat seorang barista yang sedang meletakkan pesanannya di atas meja.
Namun bukan itu yang menjadi pusat perhatiannya, tetapi seorang pria yang sedang menyeringai padanya adalah masalahnya.
"Senang bertemu denganmu lagi, Ino-chan."
Mata Ino berkilat marah saat bertemu dengan mantan suaminya. Namun, ia berusaha meredam semua emosinya.
"Apa maumu?" tanya Ino ketus.
Sai tertawa mendengar nada bicara Ino yang tidak ramah padanya.
"Santai saja, aku hanya ingin menyapamu. Kenapa kau berperilaku seoalah-olah aku adalah orang jahat disini?" kata Sai masih mempertahankan senyumannya lalu mengambil tempat duduk di depan mantan istrinya.
"Bukankah memang kau orang jahatnya." gumam Ino seraya ingin menyeruput kopinya namun tiba-tiba saja ia teringat akan sesuatu.
"Kau tidak meracuniku, kan?"
Sai terkekeh melihat Ino yang mewaspadainya. "Jahat sekali kau memfitnahku seperti itu."
Sai menatap Ino dengan seksama, bagaimana wanita itu menyeruput kopinya lalu membenarkan rambut pirangnya ke samping. Semua itu tidak lepas dari pandangan Sai.
"Kau semakin cantik."
"Tidak perlu berpura-pura, Sai. Katakan apa maumu?" tanya Ino. Tatapannya menyiratkan kecurigaan.
"Apakah kau sudah bertemu Sakura-chan?" bukannya menjawab Sai malah balik tanya.
Sedangkan Ino memperhatikan Sai dengan raut datar. Ia sedikitpun tidak berniat menjawab.
"Dia sangat bahagia akhir-akhir ini. Mungkin dengan kehadiran orang baru membuatnya tersenyum. Kau juga pernah membuatnya tersenyum kan?" tanya Sai lagi.
"Apa maksudmu dengan berbicara seperti ini?"
Ino mengerutkan keningnya, tidak paham ke mana arah pembicaraan mereka saat ini. Pria di hadapannya saat ini sangat misterius. Bahkan saat mereka menikah, Ino tidak pernah mengetahui kegiatan mantan suaminya ini.
"Gadis itu sangat menggemaskan, kau tau? Ia terlihat lucu ketika tersenyum. Aku sangat menyayanginya seperti adikku sendiri." Sai tersenyum lagi saat menceritakan Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU
Romance"Aku melihatmu dan kau sempurna jadi aku jatuh cinta padamu." Sasuke menarik bibirnya sebentar kemudian mencium Sakura lagi. "Tapi kemudian aku melihat kalau kau tidak sempurna dan aku makin mencintaimu." Sasuke berseru pelan. Sakura menarik nafas...