PART 3
Mau minum apa nji?” tanya Vina yg berlalu lalang dihadapanku sambil merapihkan beberapa majalah didepan meja ruang tamu dan berjalan ke arah dapur.
“Nji ko ga jawab?” tanyanya sekali lagi karena belum mendapatkan jawab dariku.
“Apa aja vin.” jawabku yg baru sadar dari lamunan imajinasiku tadi.
Tak lama Vina kembali membawakan segelas air putih dingin dan satu botol syrup.
“Kalo mau pake syrup tinggal dituang ya nji” ujarnya seraya meletakan gelas dan botol tersebut dimeja dihadapanku dan ia pun duduk tepat disofa yg sama denganku. Posisi kami berselebahan tanpa ada jarak dengan Vina yg berpakaian sangat minim. Aku saat itu hanya berusaha bagaimana membuat kondisi ku terlihat normal dan Vina tidak menyadari pemberontakan dalam celana maupun pikiran kotorku. Ku harap begitu.Ilustrasi Vina
“Kamu sendirian Vin?” tanyaku tanpa menoleh kearahnya membuka obrolan untuk menghilangkan aktifitas khayalan biadabku.
“Nyokap single parent nji, harus ngurus dua anaknya yg sekolah dan rumah segede ini. Jadi mana bisa hidup kalo kerjanya ga over.” ceritanya.
“Rumah sepi terus dong yah?” lanjutku bertanya masih tanpa menoleh.
“Pagi ada pembantu cuma buat beres-beres sama masak. Jam 1 juga udah pulang, jadi jarang ketemu. Adiku pulang sekolah pasti main, tapi sebelum jam 6 juga biasanya sudah sampai rumah. Sementara Mami baru pulang jam 9 kadang jam 11.” jawabnya panjang lebar.
“Kamu kenapa daritadi buang muka sih nji?” lanjutnya yg mungkin melihat gelagatku sedikit aneh karena tidak biasanya aku mengalihkan pandanganku padanya ketika berbicara.Aku langsung menjawab dengan gelengan kepala sebagai isyarat bahwa aku baik baik saja walaupun sebenernya tidak, seraya mengambil gelas yg ada didepanku dan meminumnya sedikit hanya untuk mengalihkan perhatiannya.
Namun Vina malah mendekat kearahku meraih gelas yg ada ditangku menaruhnya kembali ke meja dan memegang wajahku tepat didagu dengan tangan lembutnya untuk membuatku menoleh kearahnya.
Kami pun saling berpandangan sekarang dengan hanya menyisakan jarak beberapa centimeter saja.
“Kenapa nji?” ujaranya lembut.
“Gak apa-apa vin.” jawabku terbata-bata.
Tanpa menjawab, Vina semakin mendekatkan wajahnya kearahku. Tatapannya dalam, seakan menjelajahi mataku yg juga sedang melihat matanya.Beberapa detik dalam posisi mematung tersebut, aku yang seperti terhipnotis oleh kecantikan Vina mulai memberanikan diri menghancurkan tembok moralku dan memajukan wajahku semakin dekat kearah wajahnya, mendekatkan bibirku dengan bibirnya yg tipis dan merah muda itu.
Aku menatapnya sekali lagi untuk memastikan bahasa tubuhnya memiliki definisi yg sama dengan maksudku. Mata Vina yg mulai terpejam kuanggap sebagai jawaban ya.
Bibir kami akhirnya bertemu, bersentuhan sesaat dan mulai bergerak untuk saling mencumbu.
Aku berinisiatif mengulum bibir bawahnya yg disambut Vina dengan mengulum bibir atasku, lalu bergantian begitu terus kami berciuman hingga Vina mulai memainkan lidahnya yg kusambut dengan mengulumnya dan ciuman ini semakin basah ketika permainan lidah ini semakin liar.
KAMU SEDANG MEMBACA
"YOUTH"
RomancePANJI dan kisah Persahabatan humor nan rumit 3 (tiga) pemuda di sekolah. dengan percintaan rumit khas darah muda. penuh gairah seks dan DRAMA.