"LOSER"

1.4K 18 0
                                    


PART 5

Sepulang sekolah aku masih duduk di meja kelas sendirian dimana Regas dan Angga sudah jalan duluan karena aku ada janji mengantar Vina pulang, walaupun lebih tepatnya dipaksa mengantarnya pulang.

Aku sengaja mengulur waktu untuk memastikan Clara sudah meninggalkan sekolah lebih dulu karena aku tidak mau dirinya melihat aku berboncengan dengan Vina meskipun aku yakin saat di kantin tadi Clara sudah mendengar percakapanku dengan Vina namun buatku setidaknya Clara tidak perlu hingga melihat kami berduaan diatas motor.

Saat sedang berpikir alasan apa yg akan kupakai nanti jika Clara membahas ini, tiba-tiba Vina datang ke kelasku yg hanya menyisakan aku sendiri didalam kelas.

“Iduuuung! Ditungguin daritadi di parkiran ko masih disini sih.” ujarnya protes.
“Eh sori ada yg ketinggalan tadi, tapi udah ketemu ko. Yuk.” ajaku untuk segera meninggalkan kelas karena aku tak ingin ada yg melihat kami berduaan di dalam kelas.
Kami berjalan berdua tak lama ketika mendekati parkiran aku berjalan lebih cepat mendahului Vina untuk memastikan sudah tak ada mobil Clara disana dan benar saja dewi fortuna mengabulkan permintaanku saat itu, jazz hitam milik Clara sudah tidak terlihat di parkiran.

Vina yg melihat aku berjalan cepat segera menyusul dan protes.
“Ngapain sih tiba-tiba ko kamu buru-buru?”
“Oh engga aku pikir tadi melihat Angga dan Regas taunya bukan.” ucapku asal.
“Emang mereka tadi ga pamit ke kamu pas pulang?” lanjut Vina.
“Udah yuk pulang jadi malah ngobrol.” elaku segera menaiki motor dan disusul Vina dibelakangku.
Saat Vina sudah duduk dibelakang aku baru menyadari satu hal, berbeda dari biasanya kali ini Vina menggunakan rok pendek bukan rok panjang.
“Lah kamu sejak kapan pake rok pendek Vin?” tanyaku heran.
“Telat kamu dung, dari kelas tiga aku udah g pernah pake rok panjang lagi kali. Itu kan rok buat junior hihihi.” jawabnya centil.

“Tapi kan naik motor gini kamu bakal diintip orang-orang nanti.” ujarku serius yg memang rok pendeknya membuat paha Vina terlihat apalagi posisi duduknya saat itu menghadap depan bukan menyamping.

“Biarin liat gratis, pegang bayar.” jawanya masih dengan nada centil yg hanya ku balas dengan menggelengkan kepala.
“Udah yuk jalan.” ajaknya dan aku pun segera melajukan motorku kearah rumah Vina.

Ditengah jalan Vina memintaku untuk mengantarnya ke suatu tempat karena ada urusan yg awalnya ku tolak namun Vina tak berhenti merengek membuat kupingku panas.
“Ayo duuung, sebentar aja aku perlu kesana.” pintanya manja sambil menarik-narik lengan bajuku.

Aku yg tidak tahan mendengar ocehannya akhirnya menyanggupi walaupun aku tidak tahu kemana.
“Iya iyaaa.” jawabku kesal.
Vina yang puas mendapat jawaban ya dariku begitu semangat dan tiba-tiba memeluku erat. Fuck gumamku dalam hati.
Aku yg baru ingat bahwa ia belum menyebutkan tempat tujuan pun bertanya padanya mengingat motor ini masih melaju ke arah rumah Vina.
“Jadinya kita mau mampir kemana Vin?”
“Oh iya lurus aja dung, searah ko sama rumahku. Itu loh tempat bimbel (Ia menyebutkan salah satu tempat bimbel terkenal di daerah Tebet. Ya tempat dimana Clara juga bimbel.)”
“What? Serius?” ujarku kaget.
“Kenapa sih?” tanyanya heran.
“Mau ngapain kamu?” tanyaku lagi menyelidik.
“Mau daftar bimbel lah masa mau daftar masak.” jawabnya santai.
“Kenapa dung?” tanyanya sekali lagi.
“Gak apa-apa vin.”

Aku tidak punya alasan lagi untuk menolak karena tadi sudah terlanjur mengiyakan permintaan Vina. Ingin rasanya memaki diri sendiri yg tak bisa berpikir logis hanya karena tak kuat dengan ocehan dan rengekan Vina tadi.

Padahal tadi di sekolah aku sengaja mengulur waktu untuk menghindar bertemu Clara, sekarang malah aku menuju tempat dimana Clara berada.
Rasanya motor ini ingin aku lajukan kearah metro mini dan menabraknya umpatku dalam hati.

"YOUTH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang