Tak lama setelah keluarga Rian meninggalkan rumahku, jazz hitam Clara akhirnya tiba dan berhenti tepat didepan aku berdiri lalu kaca mobilnya terbuka.
"Panjiiii maaf telat aku agak bingung tadi nyari rumah kamu." keluhnya dengan nada manja yang tentunya ku maklumi dan Clara pun membuka pintu mobil untuk segera bertukar posisi mengemudi dengan ku.
"Aku ga disuruh pamit dulu nih ama calon mertua?" protes Clara.
"Masih bisa besok, udah telat nih yuk." ajaku yg diturutinya namun dengan wajah cemberut.Di mobil aku terus menggodanya agar berhenti ngambek hingga akhirnya Clara kesel sendiri.
"Kamu emang mau pacaran ama akunya cuma hari ini? Masa cuma gara-gara ga bisa ketemu mertua pagi ini doang ngambek. Besok kamu masih pacar aku loh. Apa udah ga mau?" godaku."Ih rese! Nyebelin ah." jawabnya ngambek sambil mencubit bahuku.
"Ih pegang-pegang, emang kita cowo apaan!" ledeku lagi dengan nada kemayu yg membuatnya tertawa dan lupa akan ngambeknya.Akhirnya kami tiba di sekolah dan mobil ini berhenti tepat di lokasi Clara biasa parkir, ternyata kami masih belum terlambat. Aku menoleh ke arah Clara.
"Sudah sampai tuan putri." ujuarku seraya memandang wajahnya yg menurutku sangat cantik sambil membelai rambutnya.
"Kalo tuan putri, kamu itu turun terus bukain pintu aku." jawabnya sambil semakin mendekatkan wajahnya kearahku.
"Ay! Ay! Captain!" jawabku meniru opening kartun Sponge Bob.
"I can't hear youuuuu." lanjut Clara menanggapi.
"Ay! Ay! Captaaaiiinn!!" jawabku semakin berteriak sambil keluar dari mobil dan memutar untuk membuka pintu Clara.
"Pacaran ama kamu geblek aku lama-lama." ujarnya sambil tertawa manis dan kamipun berjalan bersama kearah kelas.Sudah dapat ditebak, satu kelas menyoraki kami ketika aku dan Clara datang berdua namun bukan salah tingkah aku dan Clara malah melenggak lenggok bak model seraya memberikan kiss bye dengan tangan kami kepada seisi kelas yg membuat Clara tertawa terpingkal-pingkal.
"Seneng deh liat mba dan masnya hepi." ledek Helen yg menghampiri kami berdua yg dijawab Clara hanya dengan menarik lenganku dan menyandarkan kepalanya dibahuku.
"Seinget gue nih ya dulu tuh ada yg bilang ngapain kita usaha buat sesuatu yg ga mungkin kita dapatkan." ujar Angga meniru ucapanku beberapa bulan lalu yg kubalas dengan melempar kapur kearahnya.
"Siapa yg ngomong gitu ngga?" tanya Clara penasaran.
"Jangan percaya Angga, musyrik!" sahutku.
"Cukup pacarannya, Claranya gue ambil lagi." ujar Helen.
Akhirnya Helen menarik Clara ke tempat duduk mereka namun aku dan Clara malah berakting seperti orang yg enggan dipisahkan namun tanpa bersuara yg membuat Helen mencubit Clara dan Angga menempeleng diriku."Geblek emang ini anak dua." ucap mereka.
Aku tak menyangka Clara yg anggun bisa diajak selon (mungkin kalo anak sekarang menyebutnya alig). Clara memang sangat supel, namun predikat primadona sekolah tentunya kupikir akan membuat dia jaim tapi ternyata pikiran ku salah. Aku jadi menyadari satu hal, aku belum banyak mengenal Clara.Saat bel istirahat pertama berbunyi aku segera menghampiri Clara dan menariknya untuk ikut bersamaku seraya ijin kepada Regas Angga Helen dan gengnya untuk tidak ikut bergabung ke kantin.
"Mau kemana sih nji?" tanya Clara heran yg kubawa masuk ke dalam perpustakaan dan memintanya duduk disana sambil aku mencari beberapa buku serta kembali duduk lagi di depan Clara yg sedang mengerutkan dahi heran apa yg mau aku lakukan."Oke, mulai sekarang tiap jam istirahat pertama adalah waktunya kamu belajar sama aku. Aku g mau jadi alasan kamu nanti putus hanya karena nilai kamu turun." jelasku kepada Clara
"Selain itu aku juga ga mau backstreet dari orangtua kamu jadi aku mau bikin nilai kamu tetep bagus walaupun pacaran dengan aku, jadi nanti aku bisa dikenalkan dengan orangtua kamu sebagai pacar kamu di hari kelulusan nanti, ngerti?" lanjutku tegas menjelaskan misi dan rencanaku kedepan sambil menatap wajah Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
"YOUTH"
RomancePANJI dan kisah Persahabatan humor nan rumit 3 (tiga) pemuda di sekolah. dengan percintaan rumit khas darah muda. penuh gairah seks dan DRAMA.