BRAKE UP

1.8K 18 2
                                    

Mata Clara yg berkaca-kaca sambil tersipu malu menyudahi cerita panjangnya siangnya itu, ia memukul badanku pelan karena mungkin gengsi telah menceritakan semua pengakuan cintanya terhadapku.

“Aku malu bo ngaku ini ke kamu.” ucapannya saat itu yg hanya bisa kujawab dengan senyum simpul.
Cerita Clara hanya membuatku semakin merasakan sesak diuluh hati karena perasaan bersalah.

Sungguh ia mencintai sosok Panji yg sempurna, namun Panji yg ia cintai bukanlah diriku melainkan khayalanya. Aku tidak sebaik imajinasi Clara, apalagi kenyataan bahwa aku sama biadabnya dengan Uncle Tom atau Dicky mantanya.

“Bo?” sapa Clara mencoba menyadarkanku dari lamunanku.
“Eh iya ra? Maaf.” sahutku singkat seraya membelai rambutnya.
“Kamu kenapa?”
“Gapapa ra.”
“Gantian sekarang kamu cerita semua yg aku ga tau tentang kamu.” pintanya dengan wajah manis dan seolah berharap keluar cerita romantis yg sama dari lisanku.

Pendirianku sudah teguh saat itu, aku tidak mau Clara mencintai khayalannya. Aku melakukan ini justru karena aku sangat mencintai Clara sehingga ia harus tau semua kebobrokan diriku.

“Ra.” ucapku dengan nada yg lembut.
“Apa sayang?” jawabnya dengan mendekatkan wajahnya kearahku.
“Aku bukan Panji yg kamu cintai.” aku sedikit menarik nafas untuk meyakinkan keputusanku, lalu memulai kembali ucapanku disaat Clara mulai mengkerutkan dahinya karena penasaran.
“Panji yg sekarang dihadapan kamu sama sekali berbeda dengan yg tadi ada diceritamu. Aku sama brengseknya dengan Uncle Tom yg kamu benci.

Aku sama brengseknya dengan Dicky yg juga kamu benci. Aku sudah pernah meniduri wanita karena mengambil kesempatan saat ia lemah. Aku adalah cowo brengsek yg jauh dari bayanganmu tentang kebaikanku.” ucapku menyelesaikan kalimat tersebut sambil memejamkan mata.

Aku sekali lagi mengambil nafas panjang untuk mempersiapkan telinga ini menerima makian atau hinaan dari Clara.

Saat aku perlahan membuka mata, Clara menatapku nanar sambil menutup mulutnya karena mungkin shock atas apa yg baru saja ia dengar dari lisanku.

“Ra..” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku ia langsung mengusirku.
“Get away from me!”
“Get away from here!”
“Pergi dari hadapanku nji!”

Mendengar kata terakhir Clara yg memanggilku dengan sebutan nji, aku paham bahwa hubungan ini telah berakhir. Aku bangkit dari gazebo dan berjalan meninggalkan Clara yg sepertinya menangis.

Ingin sebenernya memeluk tubuh Clara, menenangkannya tapi aku sudah tidak pantas melakukan itu.
“Forgive me, for disappointing you. Thanks for your amazing love ra.” ucapku berpamitan dengan Clara.
Terimakasih untuk tiga bulan yang menyenangkan.

Sebelum pulang aku sempat menelepon Helen dan memintanya untuk segera kerumah Clara karena kupikir ia sekarang sangat butuh teman tanpa menceritakan kejadian tadi. Lalu setelah itu aku berpamitan dengan Mang Diman dan melajukan motorku melewati gerbang rumah Clara, yg padahal rumah tersebut baru saja pertama kali kumasuki hari itu dan mendapat sambutan hangat dari keluarganya namun di hari itu juga aku harus meninggalkan rumah Clara yg mungkin tidak akan pernah lagi bisa kembali kesana.

Aku mengarahkan motorku tanpa tujuan, pikiran ku kosong. Hatiku perlahan mulai menunjukan rasa sakit fisik seperti sesak dan nyeri, atau memang begitu sakitnya menerima kenyataan berpisah dengan Clara sehingga hipotalamus dalam otaku mengirimkan sinyal kepada seluruh saraf sensorikku untuk memproduksi hormon rasa sakit.

Pipiku terasa basah, aku tak percaya air mataku jatuh. Pria macam apa yg siang hari panas terik tidak ada hujan namun pipinya basah. Tapi tidak ra, aku tidak malu.

Kamu adalah wanita yg memang pantas untuk ku tangisi ketika kehilanganmu. Bagian terburuknya adalah aku kehilanganmu karena kesalahanku sendiri.

Bisakah hari ini aku berharap Rian kembali dibelakangku bersama geng motornya dan memukul ku lagi hingga babak belur, jika perlu stik baseball itu memukul kembali tengkorang belakangku lebih keras sampai aku lupa ingatan agar tak perlu lagi mengingat kenangan indah bersamamu ra gumamku dalam hati.

"YOUTH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang