THE ACCIDENT

1.7K 21 0
                                    

Part 4:
                         

Siang itu sekolah pulang lebih cepat dari biasanya karena masih minggu orientasi anak-anak kelas satu sehingga pukul 1 siang semua siswa sudah bubar. Aku yg memang sudah janjian dengan Vina langsung melajukan motorku ke arah Cafe TB tempat kami bertemu. Sebelum itu Regas dan Angga yg mengetahui aku akan menemui Vina menyarankan untuk meminta penjelasan Vina yg kujawab dengan anggukan

Ilustrasi Vina

Dan sekarang disinilah aku dan Vina, duduk di tempat cafe tempat biasa kami menghabiskan waktu sepulang sekolah dulu bahkan masih diposisi favorit Vina, dipinggir dekat jendela yg terdapat rak majalah disebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sekarang disinilah aku dan Vina, duduk di tempat cafe tempat biasa kami menghabiskan waktu sepulang sekolah dulu bahkan masih diposisi favorit Vina, dipinggir dekat jendela yg terdapat rak majalah disebelahnya.

“Udah berapa lama ya dung kita ga kesini?.” ucapnya membuka obrolan kami yg kujawab hanya dengan menaikan kedua pundaku.
“Irit banget sih daritadi ngomongnya dung.” lanjut Vina.

“Langsung aja Vin, ada apa ngajak ketemu disini?” pintaku singkat dengan nada sedikit ketus.
“Kamu kenapa menjauh sih dari aku dung.” tanya Vina seraya tangannya mendekat kearah tanganku dan memegangnya.

“Kalo gara-gara berita hubungan aku dengan Rian, aku bisa jelasin dung.” lanjutnya menjelaskan kepadaku.

“Apa yg mau dijelasin Vin? Kan udah jelas kalian jadian. Aku kan bukan siapa-siapa kamu jadi ga perlu penjelasan lebih dari itu.” elaku yg tentunya ucapan ini berlawan dengan kata hatiku.

“Dung. Aku suka sama kamu. Aku sayang sama kamu dung.” ujarnya yang itu membuatku heran. Vina ini apa sih, ratu drama atau memang terobsesi menjadi artis gumamku dalam hati.

“Aku bingung dung, setelah sekian lamanya kita deket ga pernah sedikitpun pengakuan pacar keluar dari mulut kamu untuk aku.”
“Setelah aku mencoba masuk dalam hidup kamu, kenal sahabat-sahabat kamu, mama kamu tapi kayanya itu masih belum cukup untuk membuatku diakui oleh kamu dung.” lanjutnya menjelaskan dengan nada mulai terbata-terbata seakan menahan tangis.

“Lalu akhirnya kamu memilih untuk jadian dengan Rian karena lelah mengikutiku yg tidak ada kejelasan? Sepenting itu status bagi kamu dibanding perasaan?” tanyaku dengan nada yg rendah namun menyelidik seperti menyindir.
“Aku memilih jadian dengan Rian karena aku tahu dia pernah jadi sahabat kamu, dan rumah kalian berdekatan.

Kupikir dengan berjadian dengan Rian bisa membuatku lebih dekat dengan mu, mendapat informasi tentangmu yg belum kuketahui. Apalagi saat itu selama liburan try out kamu hilang entah kemana. Aku kangen dung. Aku kerumah Rian cuma berharap ketemu kamu.” lanjutnya panjang lebar menjelaskan dengan nada terisak seakan tak mampu menahan air matanya yg jatuh perlahan di pipinya.

Aku yg mendengar penjelasannya sangat binggung saat itu, logika ku menolak semua penjelasan Vina yg sangat tidak masuk akal. Jadian dengan Rian hanya untuk dekat dengan ku? Jalan pikir macam apa itu gumam ku dalam hati. Namun disaat yg bersamaan aku pun tidak tega melihat Vina yg terisak-isak menahan tangis didepanku.

"YOUTH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang