THE CLOWN

2.5K 25 7
                                    

Aku dan Helen duduk di kantin menunggu Regas yg masih sibuk mengurus himpunan karena ada akan ada acara makrab di jurusannya minggu depan. Rencananya kami akan ke Jakarta langsung sore ini untuk menjenguk Clara seperti yg dipinta oleh Helen.

“Clara sakit apa sih ci? Lo kan bisa nelepon ga perlu jauh-jauh ke Bandung.” ucapku yg saat itu berdiri gelisah menyandar ke pilar kantin dengan posisi Helen yg duduk persis didepanku.

“Gue takutnya kalo cuma nelepon lo g mau dateng nji.” jelasnya dengan tatapan kosong kearah botol minum didepannya.
“Ga segitunya juga kali ci.” jawabku menepis tuduhan Helen.
“Hey sori lama.” sapa Regas yg baru muncul dihadapan kami.
“Terus kita mau langsung jalan ke Jakarta sekarang?” lanjutnya bertanya sambil menoleh kearahku dan Helen menunggu jawaban. Aku hanya mengangguk seraya mengajak untuk jalan ke parkiran mobil.
“Ayo ci.” ajak ku kepada Helen sambil menarik tangannya.

Ilustrasi Helen

Ilustrasi Helen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami pun masuk mobil Helen, aku mengambil posisi menyetir karena kasian Helen baru saja membawa mobil ini dari Jakarta ke Bandung sendirian sedangkan Helen disamping posisiku dan Regas dibelakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami pun masuk mobil Helen, aku mengambil posisi menyetir karena kasian Helen baru saja membawa mobil ini dari Jakarta ke Bandung sendirian sedangkan Helen disamping posisiku dan Regas dibelakang. Mobil ini pun kuarahkan keluar gerbang kampus menuju barat ke arah Pasteur.

“Gas lo kenal Andini?” ucap Helen tiba-tiba memecah keheningan didalam mobil.
“Udah deh ci ga usah diperpanjang.” sahut ku memprotes.
“Andini siapa?” jawab Regas heran yg memang belum ku kenalkan dengan Andini.
“Ih lo ga usah pura-pura ga tau deh ama gebetan baru temen lo ini!” balas Helen sambil badannya berbalik ke belakang mengajak Regas ngobrol.

“Siapa nyet? Ko lu ga pernah cerita.” timpal Regas seraya maju mendekat ke posisiku meminta klarifikasi.
“Temen doang nyet.” balasku singkat.
“Bohong! Temen ko mau jalan bareng.” ketus Helen seolah menghakimi perbuatanku.
“Oh temen jurusan lo yg kemaren ketemu di kantin itu nyet? Namanya Andini?” tanya Regas yg hanya kujawab dengan anggukan.

“Regas ga bisa banget diandelin buat jagain Panji.” lanjut Helen memprotes ketidaktahuan Regas.
“Loh? Emang ada yg ngasih gue tugas begitu?” balas Regas protes tak terima.
“Ga ada sih tapi minimal harusnya lo yg tau duluan tentang Panji, kan lo sahabatnya disini masa kalah ama gue yg baru nyampe Bandung udah ngegepin Panji ama cewe.” jawab Helen menjelaskan yg membuatku menggelengkan kepala.
“Angga tau lo ke Bandung?” tanyaku kepada Helen.
“Tau, malam ini juga Angga jalan dari Surabaya.” jawab Helen yg cukup membuatku kaget.
“Clara sakit apa sih? Sampe-sampe Angga juga harus balik dari Surabaya? Lo daritadi ditanya ga jawab ci.” ujarku menyerbu Helen dengan pertanyaan yg daritadi tidak dijawabnya.

"YOUTH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang