Rabu pagi jam 5.30, kami semua sudah berkumpul di Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk berangkat berlibur ke Belitung sesuai rencana karena mengambil penerbangan pagi sekitar jam 6 lewat 15.
Angga sengaja mengatur perjalanan dari pagi mengingat kami disana hanya 3 hari agar bisa memaksimalkan jadwal itenerary yg sudah disiapkan oleh Travel.
Kami pun cek in, Clara dan Helen yg saat itu membawa barang cukup banyak harus mengantri bagasi dulu. Meski satu koper gedenya sudah masuk bagasi, Clara masih membawa tas ukuran besar serta tas kecil untuk dibawa ke kabin.
Aku juga bingung kenapa bawaannya sebanyak itu padahal kita hanya 3 hari di Belitung. Dasar wanita.
Aku berjalan menghampirinya dan mengambil tas besarnya untuk kubawakan meski tanpa menegurnya atau menawarkan bantuan dengan sepatah katapun lalu lanjut berjalan kearah ruang tunggu boarding beriringan dengan Regas.
“Basi lo! Sok ga peduli, liat Clara repot dikit belaga PK!” ledek Regas kepadaku yg maksudnya adalah Pahlawan Kesiangan disingkat.
“Bacot!” timpalku singkat kepadanya.
Di kabin pesawat Angga Helen dan Clara duduk sebaris sedangkan Aku dan Regas terpisah dengan posisi kami yg bersebrangan.Aku pun menaruh tas Clara di bagasi atas tempatnya dengan Angga dan Helen. Saat selesai dan menutup bagasi, pramugari cantik disebelahku terlihat kesulitan mengangkat tas seorang Bapak paruh baya yg cukup besar. Mungkin karena tubuh Bapak tersebut pendek, sehingga pramugari tersebut mencoba membantunya.
Aku pun membantu pramugari itu untuk menaruh koper Bapak tersebut yg cukup besar di bagasi atas. Sebenarnya berat maksimum di kabin setahuku adalah 7 kg dan seharusnya semua pramugari sudah terbiasa mengangkat tas dengan berat itu namun sepertinya tangan ia sedang sakit sehingga tidak bisa bekerja seperti biasa.
“Makasih ya mas.” ujarnya ramah.
“Saya masih SMA kali, mba Rani.” sahutku membalas setelah sesaat melihat namanya di name tagnya yg menggantung di dada kirinya.
“Oh iya maaf, selamat menikmati perjalanannya.” tutupnya bermaksud pamit dan kembali bekerja.
“Happy working kalo gitu untuk mba Rani yg cantik.” sahut ku sedikit menggodanya yg dibalasnya hanya dengan tersenyum cantik.
“Si kampret mulai dah tebar pesona.” tegur Angga kepadaku.
“Bacot.” sungutku menanggapinya.
Aku pun kembali duduk disebelah Regas.
“Nyet nyet. Maen lo ga alus, dari kemaren centil lo keliatan banget cuma mau manasin Clara. Basi lo!” tanggap Regas atas kelakuanku.
“Bodo.” jawabku sambil mengambil headset dan memasangnya di kedua telingaku.Pesawat pun lepas landas dan mendatat di Bandara Hananjoeddin berkode TJQ atau Tanjung Pandan, Belitung dengan selamat setelah terbang di awan selama 45 menit dari Jakarta.
Disana kami disambut tour guide yg sudah disediakan travel, namanya Bang Iwan dan ia pun segera mempersilahkan kami masuk ke mobil minibusnya seraya memasukan semua tas-tas kami ke bagasi belakang yg dibantu oleh aku Regas dan Angga.
“Oke jadwal hari ini kita langsung ke arah Timur pulau Belitung mengunjungi Kota Manggar yah.” ujar Bang Iwan penuh semangat.
“Sarapan dulu bang, laper.” ujarku yg kebetulan mengambil posisi duduk didepan sebelah Bang Iwan, ditengah Angga Helen dan Clara serta Regas terpencil di bangku paling belakang.
“Mau makan apa?” tanya Bang Iwan menjawab permintaanku.“Fast Food ada apaan aja disini?” sahut Clara ikut dalam obrolan kami.
“Apaan sih lo ra, jauh-jauh ke Belitung nyari Fast Food.” tanggapku ketus kepada Clara.
“Makanan khas sini aja bang yg enak.” lanjutku meminta saran dari Bang Iwan yg kuperhatikan wajah Clara cemberut atas bentakanku tadi namun tak kuhiraukan.“Disini pagi-pagi enak makan Mie Atep. Mie khas Belitung, berkuah panas bisa pedes juga. Apalagi yg suka seafood soalnya pake udang ama cumi.” tawar Bang Iwan sambil tetap fokus menyerir.
“Sip! Kita kesana!” jawabku singkat memutuskan perjalan awal kami pagi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"YOUTH"
RomancePANJI dan kisah Persahabatan humor nan rumit 3 (tiga) pemuda di sekolah. dengan percintaan rumit khas darah muda. penuh gairah seks dan DRAMA.