#21: Alhamdulillah

2.1K 104 0
                                    

"Apapun yang telah direncanakannya, percayalah bahwa itu adalah rencana terbaik yang diutus untuk setiap hambaNya."

***

Author POV

    Pagi ini tak seburuk cuaca kemarin. Nyatanya wanita itu sudah sedikit baikan dengan sakitnya. Cuaca hari ini mendukung wanita itu untuk menjalankan aktivitasnya sebagai seorang istri. Awan berwarna putih menemaninya saat ia pergi ke rumah mertuanya itu.

    Dengan diantar supirnya, wanita itu duduk di tempat duduk belakang. Sibuk mengotak-atik ponselnya dan wanita itu menopang dagunya, menatap ke arah kamera depan sambil menyunggingkan senyum khasnya.

    "Udah cantik kali non, hehe." puji Pak Deni selaku supir pribadinya itu sambil melirik wanita itu dari spion atas dan mengulum senyum. Lalu kembali fokus pada jalanan di depan.

    "Hehe, bisa aja pak." wanita itu tersipu malu dan langsung mematikan layar ponselnya.

   Wanita itu sibuk menikmati perjalanan dari samping jendela mobil. Berbagai keindahan alam dilihat dan dilaluinya bersama supirnya itu.

    Beberapa menit membelah jalanan bersama supirnya itu, sampailah ia pada tempat yang ditujunya, rumah Raihanah- Mama Adit.

   Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah itu, sambil mengucapkan salam serta senyuman menemaninya ketika ingin memasuki rumah itu.

   "Assalamu'alaikum." katanya sambil mengetuk pintu beberapa kali.

   "Wa'alaikumussalam, kamu toh nak? Kok gak bilang mau kesini?" jawab wanita paruh baya keluar dari bilik pintu itu.

   "Hehe, gapapa Umi, Fatimah senang kalau misalnya Umi mau masak bareng Fatimah. Kan hitung-hitung belajar masak sama mertua juga." gombal Fatimah sambil memperlihatkan deretan putih giginya itu.

   "Kamu bisa aja deh, yuk masuk." ajak Raihanah-Mama Adit.

   Akhirnya, kedua wanita itu memasuki rumah yang terbilang megah dan besar itu. Dengan cat berwarna putih dominan dan dicampur juga dengan sedikit polesan cat berwarna kuning.

   Mereka duduk di sofa berwarna coklat.

   "Kamu mau minum apa?" tawar Raihanah kepada Fatimah.

   "Ah, gak usah Umi. Nanti Fatimah ambil sendiri aja." elak wanita itu tidak ingin merepotkan mertuanya itu.

   "Ya udah, kita ngobrol disini aja ya Fatimah. Kebetulan Abi lagi pergi sama Shafa." kata Raihanah sambil mengambil album berwarna coklat muda itu.

    Fatimah mendekat dan duduk di samping Raihanah. Sambil bercerita dan bercanda tawa. Melihat foto-foto masa kecil Shafa dan juga Adit.

   Shafa Aulia Marhamah. anak kedua Raihanah. Yang saat ini sedang melewati masa-masa kuliahnya. Wanita itu cukup pintar, wajahnya yang lucu dan juga imannya yang kokoh. Pandangannya mengenai agama cukup luas dan juga tidak pernah kehausan ilmu.

   Melewati semester 4 adalah hal yang cukup mudah bagi seorang Shafa. Gadis itu selalu menjaga pandangannya dari yang bukan mahramnya dan juga sering melantunkan ayat suci Al-Qur'an disaat dirinya sedang kesepian.

   "Lihat ini, foto Adit saat masih kecil. Lucu kan?" kata Raihanah menunjukkan foto seorang anak kecil yang kira-kira berusia 3 bulan itu.

   Foto kecil bayi laki-laki itu, rambutnya yang lebat dan ekspresinya yang tersenyum tipis. Masya Allah, sungguh indah ciptaan-Mu.

Cinta Halalku✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang