#18: Menjalani takdir

2K 100 0
                                    

"Semua milik Allah, dan apapun yang terjadi di dalam hidupmu, percayalah bahwa itu Allah sedang mengujimu dalam takdirNya."

***

   Author POV

   Sebulan berlalu, setelah kejadian itu terus mengusik pikiran Fatimah, akhirnya Fatimah bisa mengikhlaskan semuanya.

   Di siang yang cerah, ketika matahari mengintip di celah-celah jendela rumah. Fatimah sedang duduk di taman belakang rumahnya.

   Setelah kejadian bulan lalu, Adit berhenti menjadi seorang dokter dan memilih untuk bekerja di perusahaan milik Papanya. adit sengaja bekerja di sana karena Adit ingin menjaga Fatimah.

   Adit datang membawakan makanan serta minuman. Bubur ayam yang terdapat di mangkuk itu menggugah selera. Serta air putih yang cukup menyehatkan.

   Adit duduk di samping Fatimah sambil membujuk Fatimah untuk makan.

   "Sayang, kamu makan dong, dari kemarin kan kamu belum makan." perintah Adit sambil menyodorkan mangkuk yang berisi bubur ayam.

   "Mas, Fatimah gak lapar." jawab Fatimah sambil mendorong mangkuk bubur ayam itu.

   "Wajah kamu pucat, sayang. Kamu makan dulu ya?" bujuk Adit sekali lagi.

   "aku janji deh, nanti kita buat lagi ya. Kamu jangan khawatir." lanjut Adit sambil meledek Fatimah dan tersenyum.

   Fatimah yang tadinya hanya melamun, kini matanya terbelalak mendengar ucapan suaminya itu. Ia malu dan langsung membuang wajahnya yang sudah memerah itu.

   "Apaan sih Mas, gak lucu deh." sahut Fatimah pura-pura kesal dengan tingkah suaminya itu.

   "Mas enggak bercanda kok. Ingat Zaujatiku, Aisyah dan Arkan aja yang baru nikah, langsung bisa punya karunia. Kamu ingat kan sekarang Aisyah mengandung 3 minggu? Jadi tidak ada yang tidak mungkin." ujar Adit.

   Ya, setelah Fatimah kehilangan anaknya, seminggu setelahnya Aisyah dan Arkan menikah. Sudah sekitar 1 bulan lebih mereka menjadi pasangan suami istri dan kini mereka dikaruniai anak.

   Fatimah senang mendengar kabar itu, namun di sisi lain, Fatimah sedih karena baru saja ia kehilangan calon pengganti dirinya kelak.

   "Mas, Fatimah lagi enggak pengen bahas ini." dengus Fatimah kesal melihat suaminya.

   "Yasudah deh, nanti malam aja bahasnya. Yasudah makan dulu nih, nanti keburu dingin bubur ayamnya." bujuk Adit untuk yang kesekian kalinya.

   Fatimah hanya mengangguk dan membuka mulutnya seakan-akan  ingin disulangi. Adit yang mengerti sikapnya hanya tersenyum dan melakukan Fatimah layak sebagai istrinya.

   "Hari ini, Fatimah mau ke rumah Umi ya Mas?" tanya Fatimah.

   "Yasudah, nanti kita ke sana setelah kamu makan ya."

   Akhirnya Fatimah pun mengiyakan perkataan suaminya dan setelah Fatimah melahap semua bubur ayam itu, mereka bersiap-siap menuju rumah Umi Fatimah dengan sekedar berkunjung.

Cinta Halalku✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang