#27: Sebuah lagu

1.7K 100 2
                                    

"Jika aku diberi pilihan, kamu atau hidupku. Jelas aku lebih memilih hidupku. Karena hidupku adalah kamu, suamiku."

***

     Sore tergelincir. Sesuai janjinya, malam ini ia akan pergi ke alun-alun untuk duduk-duduk sambil membeli gulali keinginannya sedari tadi.

     Fatimah sudah cantik, dengan baju berwarna hijau dan balutan hijab yang panjang, serta sedikit polesan yang menghias wajahnya. Fatimah tidak ingin lelaki lain mengagumi dirinya karena make up yang terlalu tebal. Karena itu sama saja seperti tabarruj.

     Tabarruj itu berlebihan. Naasnya, Fatimah tidak terlalu suka dengan make up yang terlalu berlebihan.

     Wanita itu menuruni anak tangga, ia melirik Ummu yang sudah tertidur pulas di pangkuan ibundanya yang sedang mengelus puncak kepala anaknya itu. Sedangkan Alif sedang memainkan ponselnya.

     "Mbak Naira, Bang Alif, mau ikut ke alun-alun gak?" Tawar Fatimah sambil duduk di hadapan Naira.

     "Enggak deh, dek. Soalnya Mbak sama Bang Alif nanti malam mau datang ke pesta pernikahan temen mbak." Jelas Naira.

     "Oh, yaudah deh, oke."

     "Maaf yah dek, lain kali kita ke alun-alun bareng Ummu." Kata Naira sambil tersenyum.

     "Kan ada Adit? Kenapa gak berdua aja?" Celetuk Alif yang masih fokus dengan tatapan di layar ponselnya.

     "Iya sih, tapi kan kalau ada Ummu lebih seru."

     Alif hanya membulatkan bibirnya berbentuk lingkaran. Lalu, ia menutup ponselnya dan mengecek arloji yang menempel di tangan kirinya.

     "Kita pulang yuk, umi. keburu maghrib nanti." Ajak Alif untuk istrinya itu.

     "Iya udah. Fatimah, mbak pulang dulu ya, sayang."

     "Bentar."

     Fatimah menaiki anak tangga. Ia membuka knop pintu dan terdapat suaminya yang sedang mengancing baju koko berwarna hijau army miliknya itu.

     "Mas, Mbak Naira sama Bang Alif mau pulang tuh. Cepetan dong kancing bajunya."

     "Bantuin dong."

     Fatimah menghela nafas panjang. Ia menghampiri suaminya dan membantu suaminya mengancing bajunya itu. Adit hanya tersenyum menatap istrinya sambil melamun.

     "Apaan?" Celetuk Fatimah.

     "Eh, enggak. Yaudah yuk kebawah. Nanti mereka nunggu lama."

     Mereka berdua keluar dari kamar dan kini menuruni anak tangga. Mereka melihat Alif yang sudah merapikan dirinya dan Naira yang sedang menggendong Ummu.

     "Gak ikut ke alun-alun Bang?" Sapa Adit sambil memberi sebuah salaman lelaki.

     "Kapan-kapan aja deh bro. Keburu maghrib nanti. Yaudah, abang pulang duluan ya dek." Kata Alif sambil menyodorkan sebuah salaman.

Cinta Halalku✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang