#03: Ternyata dia?

4K 234 2
                                    

"Saat Allah takdirkan bahagia untukmu, tiada siapapun yang dapat menariknya dari kamu, Dan saat hatimu terluka, tiada siapapun yang dapat menyembuhkannya kecuali Allah"

***

       Sepertinya hidup itu terasa singkat. Maka dari itu, kita sebagai makhluk hidup haruslah memanfaatkan waktu dengan sebaik-baik mungkin. Ingin engkau tahu seberapa pentingnya waktu 1 detik itu?

       Tanyakan kepada orang yang selamat dari kecelakaan. Nyawanya nyaris terancam. Bahkan jika ia diberi kesempatan hidup, ia sangat membutuhkan waktu 1 detik untuk mengelak dari apapun yang menimpanya. Bersyukurlah atas segala ni'mat yang dikaruniakan Allah untukmu.

       Karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersyukur dan menghargai seberapa penting waktu di kehidupannya.

       Aku keluar dari rumah, pergi ke perpustakaan pesantren sambil membaca-baca buku disitu. Kulihat beberapa santri wanita juga sedang memanfaatkan waktu mereka untuk belajar ilmu fiqih, ilmu hadits, maupun ilmu sejarah kebudayaan islam.

       Aku memasuki ruangan perpustakaan dengan mengucapkan salam. Kemudian beberapa santri wanita menyapaku dengan penuh kelembutan.

       "Assalamu'alaikum kak Fatimah."

       "Kak.."

       "Masya Allah kak Fatimah."

       "Umi beruntung ya punya anak seperti ukhty Fatimah ini."

       Dan beberapa kalimat lain jelas kudengar dari beberapa sudut, aku hanya membalas sekedarnya sambil tersenyum ke arah mereka yang sedang mempunyai waktu untuk membaca buku hadits-hadits.

       Di pesantren ini, perpustakaannya tidak terlalu besar karena perpustakaan wanita dan pria itu dipisah. Takutnya, jika mereka digabungkan, terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan Abi dan Umi seperti pacaran di dalam perpustakaan.

       Dan Alhamdulillah, Abi dan Umi bisa mengatasi itu semua dengan adanya tausiyah di setiap pekannya tepatnya di mushollah.

       5 menit sampai 40 menit kuhabiskan waktuku dengan membaca buku di perpustakaan, setelah itu bel berbunyi menandakan semua santri wanita harus kembali menunaikan tugasnya sebagai seorang santri.


       Aku pergi dari perpustakaan dan melewati koridor di pesantren milik Abi. Saat sedang berjalan, kulihat Abi sedang berbincang-bincang dengan seorang pria.

       Aku hanya menguping mereka saja, sampai tak sadar aku jatuh dan teriak kesakitan. Namun aku mengerti, langsung saja kututup mulutku. Untungnya, Abi dan lelaki itu tak mendengarku. Aku langsung pergi meninggalkan mereka.

       Sungguh bosan, aku mengambil ponsel-ku dan mencari kontak Whattsap Aisyah.

Fatimah Azzahra:
Assalamu'alaikum syah, kamu dimana? sibuk gak? main dong ke pesantren. Aku bosen:(

Read✔

       Beberapa menit kemudian, Aisyah dengan sigapnya membalas chat-ku dan tidak lupa menjawab salam. Aisyah benar-benar seorang sahabat sekaligus sepupu terbaikku.

Cinta Halalku✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang