#20: Menanti penerus?

2K 108 0
                                    

"Kehadiranmu membuatku mengerti, bahwa mencintai itu tidak harus memiliki. Dan yang membenci tidak selamanya akan membenci."

***

   Awan semakin gelap, hujan masih terus menggelegar di luar rumah. Sambaran petir yang berulang kali terdengar di indra pendengaran Wanita itu.

   Kini, wanita itu berbaring di atas kasurnya. Suhu badannya yang mulai memanas. Dengan selimut tebal, wanita itu tidur dengan perasaan campur aduk.

   Ia mulai terlelap dari tidurnya dan nyenyak sehingga sambaran petir tak menghalangi dirinya bangun dari tidurnya itu.

   Sedangkan suaminya tengah sibuk untuk menghidangkan makanan malam dan membuat teh hangat untuk istrinya itu.

   Sedangkan, pembantu di rumah mereka, kemarin pamit untuk pulang kampung. Rumah itu sepi, hanya supir dan tukang kebun yang ada di sana.

   Lelaki itu menaiki anak tangga hingga mencapai lantai atas dan mulai membuka knop pintu kamarnya di sana. Membawa teh manis hangat dan sepotong roti coklat. Masuk, melihat istrinya terbaring lemah membuatnya tak tega jika harus membangunkan istrinya itu.

   "Yah, dia tidur." lirih lelaki itu sambil kembali ingin menutup pintu dengan pelan.

   "Mas.." desis wanita itu sambil tersadar dari tidurnya dan mulai mengumpulkan semua nyawanya.

   Adit menghampiri wanita itu, ia duduk di samping istrinya dan mengelus puncak kepala istrinya dan mengecup kening wanita itu. Tak lupa pula lelaki itu menyodorkan teh manis hangat itu kepada istrinya.

   "Suhu badan kamu panas, kamu minum dulu ya. Besok kita cek ke dokter. Hari ini aku mau lembur kerja." kata lelaki itu sambil menyunggingkan senyum.

   "Gak Mas, Fatimah gak mau ke rumah sakit." jawab wanita itu dengan tenang sambil menyeruput teh hangat itu.

   jeda beberapa detik, "hari ini sibuk banget sampai harus lembur ya Mas?" lanjutnya.

   "Gak sih. Tapi kata Papa, besok ada klien penting, jadi Mas harus kerjain berkas-berkasnya sekarang."

   "Hari ini temenin Fatimah ya Mas, Fatimah mohon." bujuk wanita itu sambil mengelus tangan suaminya itu.

   "Ya udah deh."  ngalah lelaki itu sambil memeluk istrinya.

   "kamu beruntung gak kalau kamu sakit?" lanjutnya.

   "Kok beruntung?" bingung wanita itu.

   "Karena Allah menghapus semua dosa kamu, sakit itu ujian dari Allah. Allah mau tau kamu itu kuat atau tidak melewati masa sakit kamu sayang." jawabnya yang hanya dibalas senyuman oleh istrinya.

   Malam itu indah, hanya mereka berdua yang mengerti tentang kejadian itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidur karena cuacanya sedang tidak baik.

***

   "Ya Allah, perut Fatimah mual banget." ucap wanita itu sambil bercermin di toilet.

   Lalu, ia keluar dari toilet sambil meringis karena pusing di kepalanya dan mual di perutnya. Ia mengambil benda lonjong dan mulai mencari kontak suaminya itu.

Cinta Halalku✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang