"Untuk hati yang sudah tersakiti berkali-kali, maafkan dia dan kembali lah menjadi sebuah hati yang utuh dan sempurna."
***
"Ustadz Raihan?"
Deg! Mengapa mereka selalu bertemu disaat waktu yang tidak tepat? Pertanda apa? Semoga Allah senantiasa menjaga hati Fatimah untuk suaminya seorang.
"Kamu ngapain disini?" Katanya dengan tangan yang masih menggenggam buku novel yang sama dengan wanita itu.
"Eh.. a..aku kesini ada perlu sama dosen aku dulu. Ini kampus aku dulu. Kamu ngapain disini?" Tanya Fatimah balik.
"Loh? Ini juga kampus aku dulunya. Kok kita gak pernah jumpa ya sebelumnya?"
Kampus yang sama? Mengapa mereka tak pernah bertemu sebelumnya? Oh Allah, takdirmu amat tertutup bagiku. Aku tak tau takdir apa yang sedang kujalani ini.
Mengapa baru tau sekarang?
Fatimah yang masih menatap Raihan, kini mengalihkan pandangannya ke rak buku-buku di depannya. Wanita itu melepas buku novel yang masih digenggam oleh Raihan.
"Ehm, buku novelnya untuk kamu aja." Ucapnya sambil memilih buku yang lain.
Naasnya, buku novel itu tersisa satu. Jadi tak ada alasan untuk Fatimah bersikukuh mengambil buku itu. Mungkin mengalah, lebih baik daripada tetap membaca.
"Enggak, kamu aja, Fat." Sahut Raihan sambil menyodorkan buku novel itu.
"Ehm, makasih. Aku pamit dulu, Assalamu'alaikum Ustadz." Pamitnya.
Raihan hanya menatap punggung wanita itu menjauh dari pandangannya. Sambil menjawab salam yang diucapkan oleh Fatimah.
"Apa aku ikutin dia aja?" Batin Raihan.
Mungkin dia memutuskan untuk mengawasi Fatimah setiap saat. Sesungguhnya rasa hatinya masih berdesir untuk wanita itu. Ia sedikit menjauh dari wanita itu. Tepatnya duduk di ujung meja perpustakaan.
Sorot matanya masih menatap Fatimah yang sedang membaca buku. Berpikir untuk mendekati Fatimah menurutmu ide yang bagus? Tapi iya adalah jawaban Raihan.
Raihan mendekati Fatimah yang sedang membaca novel. Ia duduk sambil memasang wajah senyuman manis.
"Ngapain?" Cetus Fatimah dengan nada kesal karena terus diinterogasi seperti buronan.
"Ganggu gak? Aku mau minta maaf soal kemarin." Jawabnya.
"Soal Annisa? Buat apa?" Tanya Fatimah sambil membalikkan lembaran buku.
"Apa kabar?" Raihan malah mengalihkan pembicaraan mereka.
Soal Annisa? Ah, Raihan sedang malas membalas insiden itu. Rasa kecewanya benar-benar membuat rasa cintanya kepada wanita bernama Annisa itu muak dan sama sekali kesal.
"Gak usah mengalihkan pembicaraan. Soal hari itu, aku udah maafin kok." Kini sorot mata Fatimah berubah ke bola mata Raihan.
Apa yang Raihan rasakan sekarang? Canggung, rasa bersalah, rasa cinta yang masih terpendam, dan juga rasa hati yang terus bergejolak untuk Fatimah. Ya, bahkan rasa itu sebenarnya masih ada hingga sekarang. Ia harus hiatus menetralkan degup jantungnya dengan keselarasan waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Halalku✔ [BELUM REVISI]
Roman d'amour⚠Genre: SPIRITUAL-ROMANCE⚠ Cinta itu bagaikan kapten dan nahkoda kapal. Apabila mereka tak saling menguatkan, maka kapal itu akan runtuh seperti cinta yang dilandasi tanpa rasa. Aku mencintai lelaki itu karena takdir Allah, dan takdir Allah malah me...