Tugasmu hanyalah taat, selebihnya serahkan kepada Allah atas takdirmu. Karena Allah tak ingin memberikan kekecewaan atas takdir yang diberikanNya.
***
Fatimah POV
"Jadi kamu sudah nikah Dokter?" bentakku sambil berdiri memukul meja. Sesakitnya tanganku, lebih sakit hatiku yang dicurangi olehnya.
"Tidak, dengar Fatimah." ucapnya lembut membuatku tak tega jika harus membentaknya.
"Apa?! apa yang ingin kau jelaskan? sudah cukup hatiku disakiti oleh semuanya! sudah cukup hatiku di permainkan seperti ini!" bentakku sambil kembali duduk, menitihkan air mata dan tak ingin ini terjadi.
Kulirik orang tua Adit dan orang tuaku yang hanya menampakkan wajah takut dan khawatir dengan acara ini tak berjalan lancar.
"Fatimah, dengar. Dulu aku memang sempat mengkhitbah Annisa, dia calon istri Raihan dulu. Tapi aku lebih memilih ia menentukan pilihanNya, dan ia memilih Raihan. Pernikahan kami batal." ocehnya menunduk.
Hanya kesenyapan yang terdapat di ruang makan, bukan hari bahagia. Justru ini adalah hari terburuk bagiku, Gus Sofyan, dan Ustadzah Jannah. Abi dan Umi yang hanya terlihat bingung dan dicurangi oleh keluarga Pratama itu hanya menatap intens.
Aku hanya terus mengalirkan air mata. Aku merasa ini adalah takdir sebaik-baiknya yang diberikan olehNya. Aku mengusap air mataku yang mengalir di pipi dengan kasar dan menetralkan wajah.
"Mana buktinya brengsek!" tegas Raihan sambil kembali mencengkeram pundak Adit.
"Ini buktinya!" teriak seorang wanita anggun bergamis abu-abu dengan hijab instan senada.
"Annisa." desis Raihan sambil melepaskan cengkraman tangannya. Menoleh ke arah wanita itu sambil menatapnya intens.
"Kamu kenapa bisa disini?" lanjutnya.
"Setelah pernikahan kami batal, aku mencarimu Mas, aku mengetahui keberadaanmu karena kulihat kamu membawa lilin kearah pesantren ini, jadi aku putuskan bahwa kau disini." ucapnya terharu dengan apa yang ia lihat.
'Mas'? Oh Allah, kurasakan rasa hatiku yang sesak bercampur dengan kemarahan, aku sadar ini rencanaMu Allah, aku sadar inilah sebaik-baiknya takdirMu.
"Mari kita lanjutkan pernikahan ini Nis." ujar Raihan.
Raihan, kata-katamu membuat dadaku sesak, walaupun aku tak bisa menerima takdirNya dengan penuh keikhlasan, namun aku yakin bahwa Allah maha pembolak-balik hati hambaNya.
Akhirnya kami kembali menetralkan suasana, kami semua duduk dan makan apa yang sudah tersedia di atas meja makan. Kami makan dengan seadanya.
Kulihat Gus Sofyan yang tengah melirik Ustadzah Jannah disambut dengan senyum kehangatan dan sebaliknya. Aku hanya terdiam, dan sesekali menyuapkan makanan ke dalam mulutku.
"Kapan kita melaksanakan acara pernikahannya?" tanya Abi yang saat itu membuk mulut menutup kesenyapan.
Semua saling menatapku, terlebih lagi Raihan yang menatapku dengan wajah datarnya.
"Secepatnya! kalau bisa minggu depan. " jawabku spontan dibalas dengan reaksi terkejut oleh seluruh keluarga. Apalagi Adit.
Mau bagaimana? aku hanya tak ingin berada di posisi yang tak layak kutempati ini. Aku hanya ingin secepatnya menikah walaupun aku belum siap.
"Yasudah nak." jawab Abi.
Waktu menunjukkan pukul 10 malam, keluarga Adit berpamitan untuk pulang dan Annisa dibiarkan Abi dan Umi untuk menginap di pesantren sementara, setidaknya sampai Annisa dan Raihan menikah.
![](https://img.wattpad.com/cover/206041351-288-k310806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Halalku✔ [BELUM REVISI]
Romance⚠Genre: SPIRITUAL-ROMANCE⚠ Cinta itu bagaikan kapten dan nahkoda kapal. Apabila mereka tak saling menguatkan, maka kapal itu akan runtuh seperti cinta yang dilandasi tanpa rasa. Aku mencintai lelaki itu karena takdir Allah, dan takdir Allah malah me...