Part 10 - Wedding Day

9K 314 14
                                    

Catherine memandangi dirinya di cermin kaca kala sang perias telah selesai mendandaninya dengan gaun pernikahan putih yang sederhana namun terlihat sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Catherine memandangi dirinya di cermin kaca kala sang perias telah selesai mendandaninya dengan gaun pernikahan putih yang sederhana namun terlihat sangat cantik. Seharusnya gaun itu dipakai oleh Isabelle Scott, bukan dirinya. Catherine memuji selera Isabelle Scott yang begitu cantik dan berkelas.

Sebenarnya bukan pernikahan seperti ini yang diinginkan Catherine, tapi mau dikata bagaimana lagi? Sudah terlanjur semuanya.

Mike Miller itu pria kaya raya, segalanya bisa ia beli dengan uangnya itu. Mudah bagi dia untuk membeli gaun pernikahan yang baru, tapi tidak ia lakukan. Sungguh keterlaluan sekali dirinya. Gaun pernikahan ini akan membuat Catherine terlihat seperti wanita murahan nantinya. Menggantikan posisi Isabelle Scott, aktris yang sedang naik daun. Seluruh Manhattan kelak pasti akan menggunjingnya.

Untung Catherine meminta si perias agar rambutnya di konde saja dan berikan aksesoris tiara kecil nan manis di puncak kepalanya. Kata si perias, Isabelle ingin rambutnya di gerai. Tapi ini kan Catherine yang menjalaninya, jadi khusus untuk rambut dia meminta model lain, dan make-up pun ia minta tipis saja. Catherine tidak ingin dirinya berada dalam bayang-bayang Isabelle Scott.

Catherine menghela napasnya kasar. Jika malam itu dia tidak mengambil uang lima juta milik Mike, mungkin sekarang dirinya bisa menolak pernikahan ini.

Catherine masih bisa berpikir jernih, jika ia tetap membantah keinginan Mike, bisa-bisa panti asuhan milik Nyonya Regina dihancurkannya. Dan Catherine tidak ingin sampai itu terjadi. Jadi, biarlah ia berkorban sekali lagi untuk kebahagiaan orang-orang di panti itu.

Catherine mengerjapkan matanya, bulir air mata mengalir membasahi pipinya. Cepat-cepat Catherine menghapusnya. Jangan sampai make-up nya luntur.

"Kau sudah siap Ms. Catherine?" Suara Sella tiba-tiba menyeruak membuyarkan lamunan Catherine. Entah sejak kapan Sella sudah berdiri di belakangnya sekarang.

Catherine mengangguk samar sebagai jawabannya. Lalu ia menarik pelan veil untuk menutupi wajahnya. Catherine berbalik menghampiri Sella.

"Mari, Mr. Miller sudah menunggu anda di altar." Ajak Sella, tangannya terulur untuk membawanya ke altar.

***

Lengang.

Para tamu sudah berkumpul dan duduk di tempatnya dengan tertib. Catherine melirik dari ekor matanya. Pria setengah abad di sampingnya masih tampan saja. Ia adalah Evan Scott, ayah dari Isabelle Scott.

Wajah ayah Isabelle tampak muram, pasti Mike sudah mengadukan perbuatan Isabelle padanya.

Catherine memberanikan diri melirik ke atas altar. Ada Mike di sana tengah menunggunya dengan ekspresi datar dan dingin.

Catherine menghela napasnya untuk menetralisir kegugupannya. Perlahan ia melangkahkan kakinya menuju altar dengan alunan musik romantis yang mengiringinya. Selama perjalanan menuju altar, tak henti-hentinya Catherine memandangi wajah Mike yang tidak berekspresi. Pasti keadaan hatinya sedang tidak baik. Di tinggal dengan calon pengantin di hari pernikahan, itu sungguh menyakitkan tentunya.

I'm Yours, Mr. Arrogant!  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang