Part 8 - Pesta Keluarga Scott

7.8K 295 3
                                    


Semua karyawan restoran Lilylucianna berbaris rapi, tangannya terlipat di belakang punggung. Lengang. Mereka menunggu Mrs. Julia yang tak kunjung datang padahal jam yang dijanjikan sudah lewat lima belas menit.

Catherine mendesah malas, Mrs. Julia selalu seperti itu. Dia langganan telat, tapi jika karyawannya ada yang telat meski lima menit saja pasti dia langsung mengomel tak karuan. Bagi dia tidak ada kata toleransi di dalam kamusnya untuk karyawan yang telat. Dan dengan entengnya pasti Mrs. Julia langsung memotong gaji tanpa ingin mendengar alasan si karyawan yang telat itu.

Ujung sepatu runcing Mrs. Julia terdengar nyaring memenuhi restoran yang lengang. Para karyawan yang berkumpul langsung menegakkan tubuhnya.

"Kita dapat proyek besar bulan depan. Dan saya akan memilih karyawan terbaik yang dimiliki oleh restoran ini." Mrs. Julia angkat bicara memecah kelengangan.

Mrs. Julia membetulkan letak kacamatanya. Mata cokelatnya menatap teliti karyawannya yang sudah berkumpul. Mulutnya yang merah merekah menyebutkan satu per satu nama karyawan terbaiknya yang akan menggarap proyek besar itu. Nama Catherine ada di dalamnya.

"Nama-nama yang saya sebutkan tadi untuk menggarap proyek bulan depan. Tapi untuk malam ini mereka juga mengadakan pesta besar dan meminta para pegawai Lilylucianna untuk menjamu hidangannya." Jelas Mrs. Julia.

"Baik!" Jawab karyawan terpilih serempak.

"Untuk alamat pemilik pestanya bagaimana, Mrs. Julia?" Tanya Dessy.

"Pesta pukul tujuh malam. Kalian berkumpul jam lima sore, nanti akan ada mobil yang mengantar kalian ke sana. Paham?"

"Paham!" Jawab mereka bersamaan.

"Saya sangat berharap sekali dengan kinerja kalian. Jadi, jangan kecewakan saya!" Ancam Mrs. Julia sebelum berlalu dari sana meninggalkan para pegawai restoran terpilih yang sibuk bertanya-tanya.

***

Catherine menata piring-piring kaca berukuran mungil di atas meja putih panjang. Dessy datang terpogoh-pogoh membawa pudding susu cokelat. Inisiatif, Catherine menghampirinya dan membantu Dessy meletakkan wadah besar berisi pudding itu.

"Bagus banget ya rumahnya, pasti banyak banget cowo ganteng yang datang ke pesta deh!" Catherine menggeleng menanggapi ocehan Dessy yang tidak berfaedah itu.

Catherine berlalu ke dapur. Dari pada mendengar ocehan Dessy, lebih baik dia ke dapur menyelesaikan pekerjaannya.

"Jos, apa masih ada yang perlu aku bantu?" Tanya Catherine hangat pada karyawan pria.

Karyawan yang di panggil Jos itu meneliti sekeliling ruang pesta, sesekali dia mengingat-ingat lagi. Untuk pesta malam ini dan proyek besar bulan depan, Mrs. Julia menunjuk Jos sebagai leader. Bisa di bilang memang Jos adalah kaki tangannya Mrs. Julia.

Jos menggeleng, "Tidak ada lagi, Kate. Kau bisa istirahat sekarang. Paling nanti ketika tamunya datang dan acara sudah mulai, kau bisa menawarkan minuman pada mereka."

Selang tiga puluh menit, ruang aula pesta sudah di penuhi para tamu. Catherine mengintip di balik tirai penghalang antara aula pesta dengan dapur. Pria yang datang berjas semua dan tampan. Setiap pria yang datang membawa wanita di gandengannya. Wanitanya juga cantik dan bertumbuh langsing.

Catherine pernah melihat beberapa dari mereka di televisi. Para wanita itu tak lain adalah model iklan, majalah, aktris papan atas, bahkan pembisnis muda terkenal pun juga ada di sana: Paula Bozz.

Catherine menggeleng takjub, pasti sang empunya pesta bukanlah orang sembarangan. Lihat saja para tamunya yang di undang.

Pembawa acara sudah naik ke panggung untuk membuka acara. Mulai dari berbincang riang sampai ricuh lalu mendadak musik romantis mengalun memenuhi aula pesta dan para tamu berdansa di sana.

I'm Yours, Mr. Arrogant!  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang