Catherine melepas mantel dinginnya sambil meniup-niupkan hawa panas ke telapak tangannya. Tumben, cuaca malam ini terasa dingin dari biasanya. Ia menggantung mantel dinginnya di tempat gantungan dekat pintu, lalu ia berjalan ke dapur.Di sana Anne bersama lima orang pelayan sedang sibuk berkutat dengan bahan-bahan masakan. Catherine menghampiri mereka tanpa ragu. Para pelayan yang menyadari kehadirannya pun membungkuk memberi hormat.
Catherine mendelik tidak suka. Ia tidak pernah dan tidak mau jika ada seseorang yang segan padanya.
Catherine menggigil, kedua tangan mungilnya memeluk diri sendiri, berharap tubunya agar terasa hangat. "Oh god, tidak biasanya, malam ini cuaca di luar dingin sekali."
Anne tersenyum tipis. "Cokelat hangat?" Tawarnya. Catherine menggeleng.
"Oh iya, menu makan malam hari ini apa, Anne?" Tanya Catherine.
"Nyonya Delina minta dibuatkan smoked beef with patato, karena akan ada kolega bisnisnya Mr. Diego untuk ikut makan malam bersama." Jelas Anne.
Catherine manggut-manggut. Pasti tamu yang sangat istimewa, hidangannya saja seperti itu.
"Di atasnya nanti di siram creamy corn saja, Anne, itu jauh lebih enak dan enteng juga di lidah." Tambah Catherine berharap Anne menerima juga menerapkan ide masakannya.
***
Usai maha karyanya siap, Catherine menata piring di bantu dengan Anne. Para koki yang memasaknya, Catherine hanya memberi masukkan sedikit.
Para anggota keluarga Miller mulai berkumpul satu per satu menduduki kursinya masing-masing. Mike juga hadir dengan mengenakan baju santai tapi tetap sopan. Catherine melirik pria yang sudah berstatus menjadi suaminya, wajahnya datar saja, tak berekspresi sama sekali.
"Kau tidak makan, Kate? Ayo duduk bersama kami." Ajak Mom Delina.
Sebenarnya Catherine ingin ikut makan, di tambah lagi cuacanya dingin membuat cacing di perutnya tak bisa diajak kompromi. Tapi dia tidak ingin membuat Mike sampai meninggalkan meja makan seperti pagi itu.
Catherine menggeleng, menolak halus ajakkan Mom Delina. "Nggak usah, Mom, tadi aku sudah makan kok."
"Dasar nggak punya sopan santun!" Gumam Claudia setengah berbisik tapi masih bisa di dengar oleh semua orang yang berkumpul di ruang makan.
Claudia menatapnya dengan tatapan sengit, matanya menyipit tajam. Catherine mendesah. Apalagi ini. Tatapan Claudia seolah tidak bersahabat dengannya.
Catherine memaksakan senyumnya.
"Sudah, Claudia! Dia kakak iparmu, jadi jaga sikapmu!" Ujar Dad Diego menenangkan suasana meja makan yang mendadak tegang.
Seorang pria dengan kemeja merah bata seumuran dengan Dad Diego berjalan menuju ruang makan. Seluruh anggota keluarga Miller berdiri untuk menyambutnya. Tak lupa juga Dad Diego, Mike, dan Joel berjabat tangan dengan pria itu.
"Ini pasti istrinya Mike, 'kan?" Tanya tamu pria itu seraya menunjuk ke arah Catherine.
Catherine yang merasa kalau pria itu mengajaknya berinteraksi hanya bisa tersenyum hangat sambil sedikit membungkuk memberikan hormat.
Itu pasti tamu yang dimaksud Anne tadi sewaktu di dapur, batin Catherine.
Anne bersama pelayan lainnya mulai menyajikan makan pada semua orang.
Lengang.
Hanya terdengar suara sendok garpu menari riang. Catherine tersenyum puas. Dalam hati ia senang karena semua orang memakan ide masakkannya tanpa protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Mr. Arrogant! [ON GOING]
Romance[ FOLLOW DULU KUY GAESS SEBELUM BACA ] WARNING: 21++ Namanya, Catherine Anderson. Sejak kecil, dia dan ibunya harus tinggal di panti asuhan lantaran rumah keluarganya terbakar hangus. Hidupnya baik-baik saja, sampai malapetaka itu datang. Panti yang...