Part 18 - She is my wife!

13.3K 323 11
                                    


"Mom sudah nggak sabar lagi deh buat gendong cucu dari kalian." Seru Mom Delina tiba-tiba, entah sejak kapan wanita setengah abad yang masih enerjik itu berdiri di sampingnya.

Catherine mengulum senyumnya, dia yakin pasti wajahnya merah lagi karena perkataan Mom Delina. Catherine diam saja sambil fokus mengupas buah apel merah untuk Mom Delina.

"Jangan di tunda lagi ya, Mom mau secepatnya." Seru Mom Delina lagi seraya mencubit pipi Catherine gemas seolah memang sengaja menggodanya.

"Mom...," Rengek Catherine, tangannya menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Dia semakin menundukkan kepalanya.

Mom Delina berlalu dari dapur dengan senyum lebar lantaran puas sudah menggoda menantunya.

***

"Kopi ini di antar ke meja nomor berapa, Josh?" Tanya Catherine sambil menata secangkir latte di atas nampan.

Setelah mengurus keperluan rumah dan mengatur makan siang serta camilan untuk Mom Delina, Catherine berangkat kerja. Dia hanya dapat libur satu hari saja. Tapi untungnya setelah dia menikah dengan Mike, Mrs. Julia sangat memahaminya.

Atasannya itu paling tidak suka dengan karyawan yang terlambat. Tapi, semenjak menikah dengan Mike, Mrs. Julia tidak pernah mempermasalahkannya jika datang terlambat atau pun pulang sesukanya. Mike dan pengaruhnya memang sungguh luar biasa.

"Antar ke meja nomor sembilan yang ada di pojok dekat kaca, Kate!" Seru Josh yang sibuk menyiapkan pesanan pelanggan lainnya.

Catherine mengangkat nampannya dan berjalan keluar menuju meja nomor sembilan seperti yang Josh katakan.

Hari ini tumben sekali restoran sangat ramai pengunjung. Sampai-sampai kursi di balkon atas juga penuh. Biasanya tidak seramai itu.

"Selamat menikmati kopinya, Sir." Catherine menyajikan kopi itu dan membungkuk hormat sebelum pergi.

"Kate!" Baru selangkah saja Catherine menghentikan kakinya dan berbalik karena panggilan orang yang menurutnya tidak asing.

Catherine memiringkan kepalanya, alis matanya sebelah terangkat tinggi. "Leo? Kau di sini?"

Leo mengulum senyumnya, "Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Kau bekerja di sini?"

"Iya," Balas Catherine seadanya.

"Kau 'kan sekarang sudah jadi Nyonya besar, kupikir kau hanya duduk santai saja di rumah dengan majalah kecantikan dan segelas jus segar." Ujar Leo dengan nada jenakanya.

Mereka berdua tertawa bersama.

"Apa kau sibuk?"

Mata Catherine melirik ke atas, dia berpikir sejenak sebelum menggeleng tegas.

"Kalau begitu, duduklah bersamaku sebentar saja. Kau mau 'kan?" Pinta Leo dengan wajah penuh harap.

Tanpa berpikir panjang, Catherine mengangguk menyetujui permintaan Leo. Tidak ada salahnya bukan? Lagipula dia sudah lama tidak duduk dan berbincang dengan pria itu.

Catherine menghempaskan bokongnya di bangku kosong yang ada di sebrang Leo.

Leo menyeruput kopinya sedikit demi sedikit.

"Kau masih menjadi penikmat kopi rupanya?" Catherine buka mulut setelah beberapa menit bungkam.

"Begitulah," Leo meletakkan cangkir kopinya yang tersisa setengah lagi.

"Itu tidak baik untuk kesehatanmu, Leo. Mengingat kau sering kesulitan tidur." Gumam Catherine pelan. Tapi nadanya terselip peringatan yang begitu tegas.

I'm Yours, Mr. Arrogant!  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang