Part 14 - Bitch Have Heart!

10.2K 325 13
                                    


"Sella, tolong antarkan kopi sepeti biasa ke ruangan saya sekarang ya!" Titah Mike sambil melangkah lebar menuju ruangannya.

Mereka berpisah saat di depan pintu ruang kerja Mike. Sella tetap lurus untuk melaksanakan titah yang diberikan oleh Mike. Dan Adrian mengikuti Mike masuk ke ruangannya.

Mereka baru saja selesai rapat dengan Palavi Corp. Salah satu kolega bisnisnya yang berasal dari Paris. Miller Company tengah menggarap proyek hotel besar yang akan di bangun di ibukota Paris bersama dengan Palavi Corp.

"Bagaimana hubunganmu dengan Catherine? Kuharap baik-baik saja." Celetuk Adrian saat mereka berdua sudah duduk di bangku yang telah disediakan.

Mike mendelik tajam.

Adrian dan Mike teman sejak kecil. Ayahnya dengan ayah Adrian berteman baik, bisa di bilang mereka rekan bisnis. Adrian tahu betul bagaimana tabiat sahabatnya itu. Keras kepala dan emosian.

"Dia wanita baik. Cobalah sedikit untuk menerimanya." Bujuk Adrian santai tanpa menghiraukan tatapan garang milik Mike yang seolah-olah ingin menerkamnya saat itu juga.

"Tidak perlu menasehatiku. Lebih baik kau menikah saja lalu berikan Aunty Cindy cucu secepatnya." Sahut Mike datar. Matanya menyipit sengit.

Adrian mendengus kasar sambil memutar bola matanya malas. Sahabatnya itu selalu saja memojokkan dirinya untuk cepat-cepat menikah lantaran ibunya pernah datang ke kantor dan memarahi Adrian untuk segera nikah dan memberinya cucu.

Adrian bukan jomblo. Hanya saja dia pemilih dalam urusan cinta. Bukan seperti Mike yang memiliki banyak teman tidur di luar sana. Ralat, sebenarnya Adrian juga punya, tapi tidak sebanyak Mike.

"Tapi serius, Mike, istrimu itu lebih cantik dari Isabelle ternyata kalau di pandang agak lama." Celetuk Adrian asal.

Tiba-tiba sebuah gelas kaca kosong melayang ke arah Adrian. Reflek, Adrian menangkapnya agar tak jatuh ke lantai. Dia mendongak, rupanya Mike sengaja melempar gelas itu.

Adrian tersenyum geli. For god sake, Adrian dapat menangkap kilat cemburu di mata hazel milik sahabatnya itu. Adrian mengenal Mike dengan sangat baik. Pria itu tidak akan pernah mau melepaskan bahkan membagi apa pun yang sudah ia klaim sebagai miliknya. Dan Adrian dapat melihat itu di mata Mike. Hanya saja gengsi Mike yang terlalu tinggi.

"Jangan lampiaskan cemburumu itu pada gelas, dia tidak salah." Ujar Adrian sambil kembali meletakkan gelas kosong itu ke atas meja.

Cepat-cepat dia beranjak pergi dari ruang kerja Mike sebelum pria itu kembali melempar apa pun kepadanya. Adrian melangkah gontai sambil bersiul seolah memang sengaja mengejek Mike.

Mike sudah siap melempar gelas kosong itu kembali, ia sudah membidik dengan baik ke arah kepala Adrian. Sayangnya, pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok office boy yang membawakan kopi pesanannya.

Adrian tertawa penuh kemenangan sambil menjulurkan lidahnya pada Mike sebelum benar-benar pergi dari sana.

Selamat kau, Adrian! Batin Mike kesal.

***

Catherine tengah merapikan bunga-bunga mawar merah yang ada di taman belakang. Lalu, Mom Delina datang menghampirinya dengan membawa sebuah dokumen di tangannya.

Catherine berdiri, ia membersihkan tangannya terlebih dulu.

"Tolong antarkan dokumen ini ke kantornya Mike ya, Kate, sekalian bawakan dia makan siang." Pinta Mom Delina seraya menyerahkan map dokumen berwarna biru terang itu.

Catherine mengambilnya tanpa bicara. Hati dan pikirannya bergulat. Hari ini dia sedang libur, tapi kenapa Mom Delina malah menyuruhnya bertemu Mike di kantor. Kalau Mom Delina memintanya ke supermarket untuk berbelanja, Catherine dengan senang hati melaksanakannya.

I'm Yours, Mr. Arrogant!  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang