Part 16 - Hujan Membawa Damai

9.8K 314 16
                                    


"Minta es krim-nya dua ya!" Leo memesak dua buah es krim satu rasa vanila untuknya dan satu lagi rasa cokelat kesukaan Catherine.

Dia masih ingat sekali kalau Catherine penggemar nomor satu cokelat sewaktu duduk di bangku sekolah. Tidak tahu kalau sekarang. Semoga saja belum berubah.

"Es krim cokelat kesukaanmu." Leo menyerahkan es krim cokelat itu pada Catherine setelah pesanannya siap.

Catherine langsung mengambil es krim cokelat itu tanpa berpikir lagi. Senyum manis merekah di wajahnya. Dari dulu kesukaannya pada cokelat tidak pernah berkurang sedikit pun.

"Terima kasih,"

"Masih jadi cokelat lovers ternyata?" Catherine mengangguk semangat sambil asik menjilat es krim-nya seperti anak kecil.

Catherine mempercepat langkah kakinya, Leo mengambil langkah lebar untuk menyeimbanginya.

Tiba-tiba Catherine duduk di atas ayunan yang ada di tengah taman itu. Catherine menatap Leo dengan puppy eyes-nya.

Leo mendesah pasrah. Ia mengerti maksud tatapan Catherine. Wanita itu memintanya untuk mendorong ayunan itu.

Leo mendorong ayunan itu agak kencang. Catherine terkekeh geli sambil menikmati es krim. Leo menggeleng takjub, kalau seperti ini Leo seolah melihat seorang anak kecil sedang terperangkap di tubuh Catherine.

Leo mengeluarkan ponselnya, diam-diam mengambil gambar Catherine yang tengah tersenyum lepas di atas ayunan.

Kaki Catherine berpijak di atas tanah menghentikan ayunannya. Dia beranjak dari sana lalu menghampiri bangku besi yang ada di bawa pohon rindang. Catherine menghempaskan bokongnya. Leo juga ikut duduk di sampingnya.

Lengang.

Mereka berdua sama-sama bungkam sambil duduk menikmati semilirnya angin. Kicauan burung juga terdengar begitu merdu. Hari juga sudah mulai gelap. Mereka sudah bersenang-senang selama dua jam. Seharusnya Catherine pulang, tapi entahlah dia belum ingin beranjak dari sisi temannya itu.

"Apa kau tau, Leo?" Ujar Catherine memecah keheningan yang menyelimuti mereka. Matanya memandang lurus ke depan.

Leo yang merasa namanya disebut itu pun menoleh, lalu menggelengkan kepalanya.

"Saat kau meninggalkanku demi Nora, aku sempat terpuruk dan berpikir memangnya apa kekuranganku sampai kau lebih memilih Nora dibanding aku yang sudah kau kenal sejak lama." Ujar Catherine masih tetap memandang lurus ke depan.

Mulut Leo terkatup rapat, tatapannya berubah sendu.

Catherine menghela napas berat, ia tertawa hambar namun terdengar pilu. "Aku sadar dan aku tau jawabannya. Nora jauh lebih cantik. Dia juga anak orang kaya yang bisa membeli segala keinginannya dengan mudah, berbeda denganku yang harus bekerja keras dulu untuk bisa mendapatkannya."

Leo menyentuh tangan kiri Catherine yang ada di atas paha. Dia meremasnya lembut menyalurkan perasaan rindunya yang membuncah tapi ia tak berdaya untuk menunjukkannya.

Catherine melirik genggaman tangan Leo, ia ingin menarik tangannya dari sana tapi entah kenapa mendadak tangannya menjadi kaku.

"Maafkan aku karena sudah meninggalkanmu dan lebih memilih Nora." Gumam Leo lirih.

Catherine menatap mata Leo lekat-lekat, ia menangkap gurat penyesalan di sana. Catherine mendesah dalam hati, ujian apalagi ini Tuhan. Mike saja belum selesai, sekarang kembalinya Leo.

Catherine menggeleng seraya tersenyum tipis.

"Jujur, aku menyesal meninggalkanmu untuk Nora. Ada perbedaan besar di antara kalian. Yang kau ucapkan tentang Nora barusan, aku setuju. Tapi, kau jauh lebih baik, Kate. Pengertian, perhatian, dan dewasa itu kau. Sedangkan Nora, dia selalu ingin dimengerti dan dia juga wanita manja." Ujar Leo panjang lebar.

I'm Yours, Mr. Arrogant!  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang