21++ ke atas yaa!!__________
“Ah….ah….ah….,”
Mike menggerakkan pinggulnya seirama dengan tempo yang random. Catherine ada di bawahnya menikmati setiap hujaman demi hujaman yang Mike berikan.
Mike meremas buah dada Catherine kuat hingga bercak jarinya membekas jelas di sana. Mike semakin menggerakkan pinggulnya liar membuat desahan Catherine semakin menggila bahkan sesekali menjerit di sela-sela desahannya.
Iya. Sebentar lagi. Dikit lagi. Dan....,
“Ahh....,”
“Ouhh....,”
Mike dan Catherine mengerang bersamaan ketika mendapatkan pelepasannya. Catherine memeluk erat punggung tegak Mike yang basah dan lengket karena peluhnya.
Mike mencium kening dan bibir Catherine singkat namun hangat. Napas keduanya terengah-engah, pertempuran siang hari yang luar biasa. Mike menjatuhkan tubuhnya tepat di samping Catherine. Matanya lurus menghadap langit-langit, kedua tangannya Mike gunakan sebagai bantalan untuk kepalanya.
Catherine melirik Mike yang berbaring di sampingnya. Sejak malam dimana Mike mengamuk hingga sekarang setelah mereka tiba di Banana Island, Mike tetap saja bungkam. Wajahnya datar bahkan dia juga bicara seperlunya saja itu pun dengan nada dingin. Setelah sarapan, mereka pergi ke tempat yang telah diatur oleh Mom Delina dengan menggunakan jet pribadi milik keluarga Miller.
Keluarga sultan mah bebas!
Satu hari perjalanan yang mereka tempuh, tapi Mike hanya diam saja dan sibuk memainkan ponselnya. Jika Catherine melompat dari jet pribadinya pun pasti pria mata hazel itu tidak akan peduli, menengok saja pun tidak.
Dan di sinilah mereka berdua berada sekarang, Banana Island – Qatar. Meski harus menempuh perjalanan yang begitu jauh hingga membuat Catherine mengalami jetlag, tapi semua dibayar lunas dengan pemandangan dan suasana yang luar biasa indahnya. Catherine akui, Mom Delina memang yang terniat. Dia benar-benar mengirim mereka ke pulau yang berada di tengah-tengah laut, dan itu sepi, memang disarankan untuk para pasangan yang ingin honeymoon.
“Kau masih marah padaku?” Tanya Catherine akhirnya setelah puas menatap wajah Mike.
Mike bungkam, tatapannya tetap lurus ke langit-langit kamar.
Catherine mendesah panjang. “Maaf, Mike.” Isakkan pilu lolos dari mulut mungil Catherine. Kristal bening mulai meleleh membasahi pipinya.
Mike menoleh dengan enggan. Melihat Catherine yang menangis pilu membuat hati Mike luluh seketika. Mike menarik tubuh Catherine ke dalam dekapannya, lalu ia kecup kedua mata Catherine bergantian.
“Kenapa kau malah menangis?” Mike meletakkan dagunya di atas kepala Catherine. Tangannya memeluk bahu Catherine erat.
“Karena kau marah padaku. Kau juga tidak bicara sama sekali.” Rengek Catherine sambil menggosok hidungnya yang berair.
Mike berdecak sambil mencebikkan bibirnya. “Kau seperti anak kecil saja.”
Isakkan Catherine semakin dalam karena ejekkan yang Mike lontarkan. Pria bermata hazel itu malah terkekeh kecil. “Sudahlah. Kau jelek jika menangis.” Ujar Mike seraya menghapus air mata Catherine.
Catherine mencubit pinggang Mike kesal. Mendadak sudut bibir Catherine terangkat ke atas, lalu ia menaikkan tubuhnya ke atas Mike dan meletakkan kepalanya di dada bidang itu. Perkataan Mike yang seenak jidat selalu berhasil membolak-balikkan isi hatinya.
“Jangan pernah marah sampai kau mendiamkan aku seperti itu lagi ya.” Ucap Catherine. Mike menganggukkan kepalanya samar.
Catherine mengangkat kepalanya, menatap mata hazel Mike lekat-lekat. Perlahan Mike mendekatkan bibirnya pada bibir Catherine, mereka pun saling berciuman mesra, saling melumat bahkan mengulum.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours, Mr. Arrogant! [ON GOING]
Romance[ FOLLOW DULU KUY GAESS SEBELUM BACA ] WARNING: 21++ Namanya, Catherine Anderson. Sejak kecil, dia dan ibunya harus tinggal di panti asuhan lantaran rumah keluarganya terbakar hangus. Hidupnya baik-baik saja, sampai malapetaka itu datang. Panti yang...