Miranda Gorbacheva

22 1 0
                                        

Keesokan paginya Xavier datang sedikit terlambat dari biasanya. Bayaran yang cukup pantas untuk kepuasan yang sudah diberikan Miranda padanya.

Xavier meninggalkan Miranda di apartemennya dalam keadaan yang masih tertidur. Besok Miranda akan kembali ke Moskow. Dan dia tidak akan melihat tubuh seksi itu untuk beberapa saat. Pikiran akan hal itu cukup mengganggunya pagi ini.

Xavier menaikkan satu alisnya begitu melihat siapa yang berada di kantornya sambil membereskan mejanya.

"Sedang apa kau disini?!" Bentak Xavier. Dia tidak suka ada orang lain yang berada dalam ruang kerjanya tanpa ijin darinya.

Wanita yang kemarin membantunya saat penyeleksian pegawai baru, menoleh dan bergidik takut ketika melihat Xavier tengah memandanginya dengan seringai menakutkan.

"Saya hanya membantu Anda, Mr. Winston. Karena Anda belum memiliki sekretaris untuk membantu pekerjaan Anda." Wanita itu berusaha membela diri. Tentu tidak ingin terlihat buruk dihadapan Xavier.

"Apa aku menyuruhmu datang pagi ini?" Xavier mendekat. Makin menunjukkan wajah tidak suka.

Awalnya wanita itu menggeleng. Ketakutan kembali menguasainya. Aura Xavier begitu mengintimidasinya.

"Selama aku tidak memerintahkanmu masuk, jangan pernah kau injakkan kakimu di ruang kerjaku. Mengerti?!" tukas Xavier keras.

"Mengerti, Mr. Winston." jawab wanita itu tanpa berani memandang mata Xavier yang sudah memerah karena amarah.

"Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan tapi bisa kupastikan rencanamu tidak akan berhasil." tutup Xavier dingin sambil melambaikan tangannya supaya wanita itu keluar.

Wanita itu menurut. Dia keluar dari ruangan Xavier dengan wajah kesal. Usahanya untuk bangun pagi dan berdandan lebih menor dari biasanya untuk menggoda Xavier gagal sudah.

Rachel White sudah cukup lama bekerja di Winston Corp. Sudah lama juga wanita itu memendam perasaan pada Xavier tapi entah berapa kali dia mencoba menggoda bosnya itu, selalu saja ditolak mentah-mentah bahkan kadang Xavier mengusirnya dengan kasar.

Rachel memandangi wajah cantiknya pada cermin diatas wastafel. Dia baru saja mampir ke restroom untuk sekedar meredakan kekesalannya. Apa yang kurang darinya? Tidak ada. Wajahnya sempurna tanpa noda sedikitpun. Badannya juga proporsional dengan lekukan yang indah. Tapi kenapa Xavier tidak tergoda akan semua itu?

Rachel berdecih kasar ketika mengingat kemarin Miranda Gorbacheva mencari Xavier. Dia ingat siapa Miranda. Model Rusia yang gagal menjadi model jam tangan seri keluaran terbaru Winston Corp tahun lalu. Miranda selalu memandangi Xavier dengan pandangan menggoda dan menggairahkan dan sepertinya Xavier tidak menolaknya. Kecemburuan kembali menyeruak diantara kekesalannya yang berusaha untuk dihilangkannya.

Tidak ada yang jauh berbeda antara dirinya dan Miranda tapi kenapa Xavier mengacuhkannya dan mengindahkan Miranda?

***

Xavier mulai membuka komputer jinjingnya untuk mengecek jadwal kerjanya. Bekerja tanpa seorang sekretaris memang cukup membuatnya kesulitan mengatur jadwalnya.

Susan Dunn, mantan sekretarisnya memilih mengundurkan diri ketika menerima lamaran dari kekasihnya.

Xavier mendengus kecil. Bagaimana mungkin wanita itu memilih meninggalkan karirnya di Winston Corp untuk menjadi ibu rumah tangga? Sungguh alasan yang membuat Xavier jengah. Jelas saja Xavier merasa kesulitan dalam mencari sekretaris seperti Susan. Susan begitu cerdas dan pintar mengatur semua jadwalnya serta tidak pernah lupa mengingatkan jadwalnya.

MagicaLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang